kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengusaha Sepatu & Kulit Akan Manfaatkan Dana Subsidi Mesin


Kamis, 25 Maret 2010 / 12:56 WIB
Pengusaha Sepatu & Kulit Akan Manfaatkan Dana Subsidi Mesin


Sumber: Kontan | Editor: Test Test

JAKARTA. Untuk meningkatan daya saing industri alas kaki dan kulit, tahun ini pemerintah akan mengucurkan dana rekstrukturisasi mesin Rp 34,25 miliar untuk kedua sektor ini. Dari dana itu, industri alas kaki berharap bisa menyerap sekitar 80% atau sebesar Rp 27,4 miliar.

Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Asprisindo) Eddy widjanarko mengungkapkan, program yang diberlakukan sejak tahun 2009 lalu ini sebenarnya memberikan dampak positif bagi kalangan industri. Tapi, karena kurangnya sosialisasi dan belum siapnya industri dalam memanfaatkan program ini, tahun lalu penyerapan dana restrukturisasi mesin terbilang masih minim.

Sebagai catatan, tahun lalu, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp 52,5 miliar untuk resktrukturisasi mesin industri alas kaki dan kulit. Tapi dari jumlah itu cuma terserap Rp 13,6 miliar (25,9%). "Dari jumlah itu, hanya industri alas kaki yang memanfaatkan," ungkap Eddy, (24/3).

Ketua Asosiasi penyamak Kulit Indonesia (APKI) Senjaya mengakui, tahun lalu industri penyamakan kulit belum menyerap dana restrukturisasi mesin. Dia menilai, hal itu akibat minimnya sosialisasi dari pemerintah.

Ditambah lagi, kalangan pengusaha menilai prosedur dan persyaratannya cukup rumit, sehingga sedikit perusahaan yang mau mengajukan dana restrukturisasi menjadi kesulitan. Selain itu, "Industri penyamakan kulit masih berkonsentrasi pada pengadaan bahan baku, belum banyak yang tertarik melakukan restrukturisasi mesin," ujar Senjaya.

Eddy menambahkan, minimnya penyerapan dana restrukturisasi mesin tahun lalu juga disebabkan karena dampak krisis ekonomi tahun 2008 lalu. "Sehingga pengusaha masih ragu-ragu untuk melakukan investasi baru," kata Eddy.

Buktinya, kata Eddy, pada tahun lalu sebenarnya ada 29 perusahaan sepatu yang mengajukan dana resktrukturisasi, tapi hanya 26 perusahaan yang akhirnya melakukan pencairan. Tiga perusahaan lainnya membatalkan rencana investasinya.

Selain itu, waktu sosialisasi program restrukturisasi mesin industri alas kaki tahun lalu lebih sempit. "Tahun kemarin, program restrukturisasi baru disosialisasikan sekitar April - Mei, jadi perusahaan kekurangan waktu untuk memenuhi persyaratannya," tutur Eddy.Tahun ini, Asprisindo berharap 20 hingga 25 perusahaan alas kaki di Indonesia bisa memanfaatkan program ini.

Sedangkan Senjaya mengharap, tahun ini industri penyamakan kulit bisa menyerap dana restrukturisasi mesin setidaknya 10% dari total alokasi atau sekitar Rp 3,43 miliar. Ia menambahkan, sampai saat ini baru ada satu perusahaan yang mengajukan fasilitas dana restrukturisasi ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×