Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
Sementara itu, pengembangan aspek hilir, dilakukan melalui peningkatan lobi diplomatik perdagangan di pasar konvensional seperti Amerika Serikat, Jepang dan UE untuk keringanan pajak atau penurunan/penghapusan hambatan tarif/non-tarif.
Kemudian, perluasan jaringan pasar baru (diversifikasi pasar) ke negara-negara potensial, pengembangan sistem logistik yang efektif untuk distribusi hasil panen di dalam negeri dan pasar eksport, termasuk transportasi benih dan sarana produksi.
Serta pengembangan industri pengolahan udang yang berdaya saing di Kawasan Industri tertentu dan penguatan konsumsi udang domestik.
Baca Juga: Dukung nelayan, KKP dapat tambahan anggaran Rp 475 miliar
Sedangkan peningkatan dukungan eksternal, dilakukan melalui 8 langkah.
- Simplifikasi perizinan dan pengurusan perizinan secara efisien berbasis elektronik.
- Sinkronisasi tata ruang darat dan laut/pesisir.
- Pembangunan saluran irigasi secara penuh ke areal pertambakan.
- Pembangunan jalan produksi di lokasi yang remote.
- Pengadaan akses listrik.
- Pengembangan kapasitas kelembagaan/koperasi pembudidaya udang.
- Inovasi teknologi budidaya udang.
- Kerjasama dengan industri swasta untuk revitalisasi tambak dengan dukungan sumber pembiayaan non APBN.