kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan alat berat United Tractors (UNTR) meningkat 34% pada kuartal III 2018


Senin, 29 Oktober 2018 / 21:50 WIB
Penjualan alat berat United Tractors (UNTR) meningkat 34% pada kuartal III 2018
ILUSTRASI. Alat Berat Komatsu


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga kuartal III 2018, PT United Tractors Tbk mencatatkan volume penjualan alat berat Komatsu sebanyak 3.681 unit atau naik 34% ketimbang penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya.

"Target akhir tahun bisa mendekati 4.600 unit," ungkap Sara K Loebis, Sekretaris United Tractors pada Kontan.co.id, Senin (29/10).

Peningkatan ini lantaran adanya permintaan alat berat yang juga meningkat dari seluruh sektor. Sampai September, penjualan alat berat ke sektor pertambangan sebesar 53%, kemudian dari sektor konstruksi sebesar 21%, lalu sektor perkebunan sebesar 16%, dan sisanya ke sektor kehutanan.

Pendapatan emiten berkode saham UNTR ini, yang diperoleh dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat juga meningkat 34% jadi Rp 6,9 triliun. Penjualan untuk merek UD Trucks meningkat sebanyak 624 dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 485 unit.

Sedangkan untuk penjualan produk Scania menurun jadi 624 unit dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 762 unit. Secara keseluruhan, pendapatan UNTR dari lini bisnis mesin konstruksi meningkatkan 22% menjadi sebesar Rp 21,3 triliun ketimbang tahun lalu sebesar Rp 17,4 triliun.

Sementara melalui anak usaha PT Pamapersada Nusantara (PAMA), perusahaan mencatat volume produksi batubara menjadi 90,3 juta ton dari volume produksi tahun sebelumnya sebesar 82,4 juta ton.

"Untuk overburden removal atau pengupasan tanah naik 12% menjadi 716,6 juta bcm dari 2017," imbuhnya.

Melalui anak usaha PT Acset Indonesia Tbk, Sara bilang, perusahaan menargetkan kontrak baru sebesar Rp 10 triliun. Sampai September 2018, anak usaha yang bergerak di bidang jasa kontraksi ini sudah meraih kontrak sebesar Rp 835 miliar. Sara mengatakan perusahaan berharap target itu akan tercapai sampai akhir tahun.

"Serapan capex sampai September 2018 sekitar Rp 7,7 triliun terserap sekitar 65% dari keseluruhan capex," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×