Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Penjualan mobil listrik atau battery electric vehicle (BEV) menunjukkan tren positif sejak awal 2025. Diyakini tren positif ini akan terus berlanjut ke depan, bahkan bisa melampaui penjualan mobil konvensional.
Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, mengatakan bahwa faktor yang menyebabkan kenaikan signifikan pada penjualan BEV ini diorong oleh ekspansi agresif merek dan model baru khususnya dari Tiongkok, seperti BYD, Denza, dan Chery.
Melansir pada data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada Januari hingga April 2025 ini, penjualan wholesales BEV mencapai 23.952 unit. Angka penjualan ini tercatat naik signifikan 209% dibandingkan periode yang sama tahun 2024 di angka 7.745 unit.
“Secara dominan didorong oleh ekspansi agresif merek dan model baru, khususnya dari Tiongkok seperti BYD Sealion 7, Denza D9, dan Chery J6, yang berkontribusi sekitar 60% pada pertumbuhan berkat penetapan harga kompetitif (Rp 150-615,5 juta) yang menjangkau segmen menengah, pasar terbesar otomotif Indonesia,” terang Yannes kepada Kontan.co.id, Jumat (16/5).
Baca Juga: Harga Mobil Listrik Polytron Murah, Bisakah Mengalahkan BYD yang Terlaris 2025
Selain itu, kebijakan insentif pemerintah seperti konsumen hanya membayar PPN 1%, serta subsidi yang diberikan bagi produsen BEV yang akan membangun industrinya di Indonesia, ternyata terbukti telah mampu memberikan kontribusi sekitar 25% dengan menekan harga jual BEV secara substansial.
Hal ini juga diperkuat adanya ekspansi infrastruktur produksi lokal oleh pemain kunci seperti BYD di Subang dan Chery di Bekasi yang meningkatkan ketersediaan dan efisiensi biaya, serta pergeseran preferensi konsumen urban yang didukung inovasi teknologi seperti ADAS (Advanced Driver Assistance System) dan desain futuristik.
“Belum lagi program pemerintah terkait pemerataan infrastruktur SPKLU yang sudah menjadi agenda pengembangan ekosistem BEV di Indonesia secara berkelanjutan, seperti mensupport gagasan VinFast untuk membangun 3.000 SPKLU independen sebagai tahap awal, dengan target jangka panjang 30.000–100.000 unit hingga 2027,” tambahnya.
Baca Juga: Penjualan Mobil Listrik Melejit pada Awal Tahun 2025, Siapa yang Jadi Jawaranya?
Lebih lanjut, Yannes memproyeksi penjualan BEV dalam beberapa bulan ke depan akan terus positif. Meskipun kondisi ekonomi di Indonesia yang belum sepenuhnya menguat dan berpotensi menekan daya beli dan pasar otomotif keseluruhan, porsi penjualan BEV terhadap total pasar diproyeksikan justru akan meningkat.
“Hal ini disebabkan laju pertumbuhan segmen BEV yang didorong oleh harga yang semakin terjangkau, biaya operasional rendah, dan meningkatnya kesadaran konsumen,” katanya.
Bahkan, ia memprediksi penjualan BEV bisa melampaui pasar mobil ICE (Internal Combustion Engine) jika penetrasi BEV ke depan terus menguat.
Selanjutnya: Data Ekonomi Awal Tahun Memburuk, Bos LPS: Mesin Ekonomi Belum Berjalan Optimal
Menarik Dibaca: Promo JSM Hypermart Weekend 16-19 Mei, Aneka Sosis Kanzler Diskon sampai Rp 23.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News