Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Konsumsi terigu nasional pada kuartal 1-2011 mengalami kenaikan sebesar 10,41% menjadi 1,41 juta ton dari periode yang sama tahun sebelumnya 1,02 juta ton. Peningkatan penjualan produk biskuit dan mi instan berkontribusi besar mendongkrak konsumsi tepung terigu secara nasional.
Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Ratna Sari Loppies mengatakan, pertumbuhan konsumsi terigu didorong oleh ekspansi dan peningkatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan mi instan dan biskuit. "Pasar kedua produk itu memang sedang tumbuh bagus, jadi memanfaatkan peluang yang ada," kata Ratna.
Besarnya pasar biskuit menurut Ratna juga bisa terlihat dari nilai ekspor biskuit pada tahun 2010 yang mencapai Rp 3,4 triliun. Di sisi lain, pada kuartal I-2011, impor tepung terigu juga naik sekitar 2,13% menjadi 187.115 ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang 183.130
ton.
Selama ini, kebutuhan gandum sebagai bahan baku terigu menurut Ratna masih dipenuhi dari pasokan impor. Pada kuartal I-2011, impor gandum mencapai 1,52 juta ton. Namun gandum yang diimpor itu hanya 75% yang dimanfaatkan untuk memproduksi tepung terigu. Sisanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Konsumsi biskuit dan mie instan selama kuartal I-2011 sendiri mengalami kenaikan sekitar 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ketua Asosiasi Roti, Biskuit, dan Mi Instan (Arobim) Sriboga Suratmo kenaikan konsumsi roti, biskuit dan mie instan terutama terjadi pada bulan Januari 2011. "Adanya hari-hari besar pada bulan Januari mendorong penjualan biskuit dan mie instan," kata Sriboga.
Namun setelah bulan Januari, Sriboga mengatakan penjualan biskuit dan mie instan stagnan. Ia memperkirakan stagnasi itu akan berlanjut hingga bulan Juni nanti. Namun akan mencapai puncak pertumbuhan pada bulan Ramadhan dan Lebaran pada Juli dan Agustus. "Kami yakin konsumsi roti, biskuit, dan mi instan selama satu tahun bisa tumbuh 15%-20%," kata Sriboga.
Sementara itu, Sriboga mengatakan perusahaan-perusahaan juga telah menyiapkan diri menghadapi peningkatan kebutuhan roti, biskuit dan mie instan. Menurutnya sejak 2008-2009, pabrikan gencar melakukan ekspansi sehingga pada tahun ini tinggal meningkatkan utilisasi saja. Saat ini rata-rata utilisasi pabrik roti, biskuit dan mie instan baru mencapai 80% dari total kapasitas yang dimiliki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News