Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Capaian produksi tembaga dan emas PT Freeport Indonesia sepanjang tahun 2014 kurang mengkilap. Produksi tembaga Freeport pada 2014 hanya mencapai 636 juta pound, turun 30,5% dibandingan realisasi produksi tahun 2013 sebesar 915 juta pound.
Untuk penjualan tembaga, realisasinya hanya mencapai 664 juta pound, turun 24,9% dibandingkan pencapaian penjualan tahun sebelumnya yang sebanyak 885 juta pound.
Selain itu perusahaan yang bermarkas di Amerika Serikat juga mampu memproduksi emas sebanyak 1,13 juta ons troi (oz), turun tipis 1,05% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1,14 juta oz. Namun untuk penjualan emas sepanjang tahun lalu justru meningkat sebesar 6,56%, yakni dari 1,09 juta oz di tahun 2013 menjadi 1,17 juta oz.
Juru Bicara Freeport Indonesia Daisy Primayanti mengatakan, menurunnya produksi emas dan tembaga pada tahun lalu karena perusahaannya sempat menurunkan kapasitas produksi.
Sebab ekspor mineral olahan tanpa pemurnian atawa konsentrat Freeport dilarang sejak 12 Januari 2014. "Pada Januari hingga Juli 2014 lalu, kami hanya berproduksi hampir separuh dari kapasitas normal karena dampak pelarangan ekspor," kata Daisy, Kamis (29/1).
Pelarangan ekspor disebablan karena perusahaan tersebut belum memenuhi ketentuan Pasal 170 UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara yang mewajibkan kegiatan pemurnian mineral.
Dengan dikeluarkannya PP Nomor 1/2014 dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 1/2014, Freeport akhirnya dibolehkan mengekspor konsentrat lagi sejak 25 Juli 2014. Nah, untuk produksi di tahun 2015 ini, Kementerian ESDM memproyeksikan produksi konsentrat Freeport akan mencapai sekitar 2 juta ton. Di mana, kuota ekspor sepanjang enam bulan mencapai 580.000 ton .
"Untuk pasokan domestik sebesar 400.000 ton selama enam bulan ke PT Smelting, Gresik," kata Sukhyar, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News