kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan INKA capai Rp 1,12 triliun di semester I-2019


Senin, 19 Agustus 2019 / 20:10 WIB
Penjualan INKA capai Rp 1,12 triliun di semester I-2019
ILUSTRASI. Perawatan lokomotif kereta api


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di semester I-2019, PT INKA (Persero) mencatat penjualan sebesar Rp 1,12 triliun atau 29,9% dibandingkan RKAP 2019 yang sebesar Rp 3,75 triliun atau mencapai 86,7% dibandingkan RKAP semester I yang sebesar Rp 1,29 triliun.

Direktur Utama PT INKA Budi Noviantoro mengakui, menjalankan industri strategis seperti INKA memang tidaklah mudah. Pasalnya, setiap penjualan terjadi bila ada pesanan yang masuk.

"Kita mendapatkan pendapatan by order. Jadi kalau tidak ada order, selesai sudah. Kita kontrak sekarang, sampai nanti keretanya dikirim itu baru dibayar, itu bisa setahun bisa dua tahun," tutur Budi, Senin (19/8).

Baca Juga: Pabrik INKA di Banyuwangi ditargetkan rampung 2020

Sementara itu, Budi menerangkan mereka sudah mendapatkan kontrak  pengadaan kereta untuk Bangladesh sebanyak 250. Mulai 20 Januari 2019, INKA sudah mengirimkan 50 kereta tipe Meter Gauge ke Bangladesh Railway melalui Chittagong Port. Pengiriman 200 kereta tipe Broad Gaude (BG) akan dikirimkan secara bertahap pada Juli 2019.

"Awal bulan kemarin kami sudah mengirimkan 26 kereta. Mudah-mudahan Saptember kira kirim lagi. Jadi terus saja, setiap bulan kirim ke Bangladesh. Rata-rata kirim 25 kereta per bulan sampai akhir tahun sampai kontraknya selesai," terang Budi.

Sementara, terkait ekspor ke Filipina, pada 2018 PT INKA (Persero) sudah menandatangani kontrak pengadaan kereta untuk Philippine National Railways untuk 6 Diesel Multiple Unit (DMU), 3 Lokomotif dan 15 unit Kereta Penumpang dengan nilai kontrak sebesar US$ 57,1 juta.

Baca Juga: Bangun pabrik di Banyuwangi, PT INKA akan dorong ekspor

Budi menerangkan, 2 DMU sudah dilakukan uji dinamis rute Madiun-Surabaya (PP) pada 22 Juli 2019. Tes ini dilakukan di Indonesia yang dihadiri pihak Phillipine National Railways. "Setelah tes dari tim Filipina selesai akan kita kirim. Paling cepat akhir bulan ini atau paling lama awal bulan setelah testing-nya selesai," lanjut Budi.

Sementara 4 DMU lainnya telah dilakukan upaya pendekatan dengan Phillipina National Railways terkait adenddum spesifikasi yang terdapat dalam kontrak. Untuk 3 lokomotif dan 15 kereta, telah dilakukan basic training pada 11 - 19 Februari 2019, dimana pengiriman pertama direncanakan pada Desember 2019.

Untuk pengadaan kereta dalam negeri, INKA pun akan memproduksi 438 kereta penumpang dimana pengiriman tahap I telah dimulai pada 1 Februari 2018 hingga Mei 2019. Tak hanya itu INKA juga mengadakan 31 trainset LRT Jabodebek dimana ada yang sedang dalam proses produksi dan pengujian internal.

Baca Juga: Uji coba LRT Jabodebek molor, ini kata INKA

Budi mengakui dalam waktu dekat INKA akan melakukan pembicaraan dengan beberapa negara Afrika seperti Mali, Angola, Madagaskar dan beberapa negara lain. Budi berharap, INKA bisa mendapatkan kontrak kerjasama dengan negara-negara tersebut.

Sementara, tahun ini target pesanan masuk yang dipatok INKA sebesar Rp 7,21 triliun, tetapi realisasinya baru mencapai Rp 132,1 miliar atau 1,83% dari target sepanjang 2019.

Baca Juga: Semester I 2019, KAI alami peningkatan penumpang sebesar 2%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×