Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Industri keramik nasional menunjukkan kinerja positif melalui nilai penjualan yang tumbuh sekitar 10-15 % dengan volume mencapai 385-402 juta m2 pada tahun 2016. Di awal tahun 2017, sektor ini menambah kapasitas dengan beroperasinya pabrik baru di Jawa Timur.
"Kami memberikan apresiasi kepada PT Arwana Citramulia Tbk yang melakukan kontribusi terhadap industri keramik nasional dengan pembangunan pabrik barunya," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat keterangan tertulis di Jakarta, Senin (9/1).
Airlangga menyampaikan hal tersebut pada Peresmian Pabrik Ke-5 PT Arwana Citramulia Tbk di Mojokerto, Jawa Timur.
Kementerian Perindustrian mencatat kapasitas produksi terpasang ubin keramik nasional sebesar 580 juta meter persegi dengan realisasi produksi ubin keramik mencapai 350 juta m2 pada tahun 2016.
Sebanyak 87 % produksi keramik nasional dipasarkan di dalam negeri, serta sisanya di ekspor ke negara-negara di kawasan Asia, Eropa dan Amerika.
"Produksi keramik nasional, antara lain ubin, tableware, sanitari, genteng (rooftile)," kata Airlangga.
Menurutnya, industri keramik di Indonesia merupakan salah satu kelompok sektor yang diandalkan sebagai penggerak kinerja industri nasional selama 25 tahun terakhir.
Selain itu juga menjadi salah satu industri unggulan karena dukungan ketersediaan bahan baku berupa sumber daya alam yang tersebar di wilayah Indonesia.
"Industri keramik nasional dalam jangka panjang cukup prospektif seiring dengan pertumbuhan pasar dalam negeri yang terus meningkat," ujar Airlangga.
Dengan program pemerintah dalam meningkatkan pembangunan properti dan perumahan, diharapkan pula meningkatkan konsumsi keramik nasional.
"Kemenperin juga menargetkan tahun ini agar industri keramik dan kaca mendapatkan harga gas di bawah US$ 6 sesuai Perpres. Apalagi Arwana yang masuk 10 besar di dunia, diharapkan menjadi industri manufaktur yang menopang perekonomian Indonesia," paparnya.