Sumber: Kompas.com | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar mobil bekas sepanjang 2025 tidak terlalu baik.
Penjualan mobil bekas turun dibandingkan tahun lalu, bahkan disebut lebih berat daripada masa pandemi.
Pedagang menilai kondisi ekonomi, melemahnya daya beli, hingga kehadiran mobil-mobil baru asal China, terutama model listrik berharga murah, menjadi beberapa faktor yang menekan pasar.
Baca Juga: Pasar Lesu, Tren Penjualan Mobil Bekas Mitra Pinasthika Mustika (MPMX) Tetap Stabil
Andi, pemilik showroom mobil bekas Jordy Motor di MGK Kemayoran, mengatakan kondisi tahun ini menjadi salah satu yang paling menantang.
“Jadi sepanjang tahun ini, penjualan mobil bekas itu benar-benar parah. Biasanya harga mobil bekas turun sekali, ini bisa berkali-kali. Dari sisi pedagang, penjualan juga tidak banyak. Tahun ini malah lebih parah dibanding masa Covid-19,” kata Andi kepada Kompas.com, Senin (1/12/2025).
Baca Juga: Mobil China Bekas Makin Diminati, Harga Murah dan Fitur Canggih Jadi Daya Tarik
Menurut Andi, situasi pasar semakin berat karena beberapa faktor saling menumpuk. “Salah satunya mungkin karena daya beli turun, kondisi ekonomi lagi kurang bagus. Lalu masuknya mobil China dan mobil listrik baru yang harganya makin murah juga ikut memukul penjualan,” katanya.
Ia mengatakan pedagang kini harus lebih berhati-hati dalam mengambil stok karena risiko ruginya besar. “Mau tidak mau yang paling penting adalah bisa bertahan. Kalau tahun depan tetap tidak ada perbaikan, banyak yang bisa tumbang. Sekarang saja banyak teman yang tempat usahanya dari besar jadi makin kecil," kata Andi.
Rama dari Rama Dagang Mobil di Bintaro menambahkan bahwa pelemahan penjualan benar-benar terasa pada paruh akhir tahun, terutama sejak kemunculan BYD Atto 1 yang dibanderol dengan harga agresif. “Bisa dibilang, dibanding tahun lalu memang menurun cukup tajam. Tapi saya lihat itu baru terjadi saat (BYD) Atto 1 muncul, jadi sekitar September 2025 ya,” ujarnya.
Akhir Tahun
Secara tren, akhir tahun biasanya membawa sedikit angin segar karena meningkatnya minat beli.
Namun tahun ini, Rama menilai peningkatan tersebut terasa berbeda. “Meski begitu, secara pola tahunan, menjelang akhir tahun biasanya ada peningkatan penjualan mobil bekas. Namun saya bilang ini seperti sisaan dari market saja,” kata Rama.
Sehingga, peningkatan penjualan akhir tahun bukan karena pasar kembali sehat, melainkan karena sisa-sisa permintaan yang memang rutin terjadi menjelang pergantian tahun.
Selanjutnya: Rupiah Ditutup Menguat ke Rp 16.625 Per Dolar AS Hari Ini (2/12), Terkuat di Asia
Menarik Dibaca: Tanda-Tanda Seseorang Mengalami Trust Issue, Suka Overthinking
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













