Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan sawit, PT Mahkota Group Tbk (MGRO) membukukan penurunan pendapatan sekitar 2,37% secara tahunan alias year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,95 triliun di sepanjang tahun 2019. Sebelumnya, MGRO membukukan pendapatan sebesar Rp 2 triliun pada 2018.
Sementara itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusian kepada entitas induk alias laba bersih turun sekitar 84,13% yoy dari semula Rp 84,51 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 13,40 miliar pada tahun 2019 lalu.
Sekretaris Perusahaan PT Mahkota Group Tbk, Elvi mengatakan sebenarnya MGRO mencatatkan kenaikan volume penjualan. Untuk segmen penjualan minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) misalnya, MGRO mencatatkan kenaikan sekitar 7% menjadi 228.000 ton di tahun 2019 lalu. Sebelumnya,penjualan CPO MGRO hanya mencapai 213.000 ton di tahun 2018.
Baca Juga: Pendapatan turun, laba Mahkota Group (MGRO) turun 84,14% sepanjang 2019
Sayangnya kenaikan volume penjualan tidak diringi kenaikan pada sisi harga. Sebaliknya, rerata harga jual CPO justru menyusut menjadi sebesar Rp 7.021 per kilogram (kg) di tahun 2019. Padahal, sebelumnya rerata harga CPO pada tahun 2018 tercatat mencapai Rp 7.103 per kg.
Penurunan yang lebih besar dijumpai pada harga inti sawit atawa palm kernel (PK). Sepanjang tahun 2018 lalu, rata-rata harga jual PK tercatat mencapai Rp 5.674 per kg. Rerata harga tersebut kemudian merosot dua digit hingga sekitar 27,95% menjadi hanya sebesar Rp 4.088 per kg di sepanjang tahun 2019 lalu.
“Penurunan inilah yang menyebabkan penurunan omset dan laba perusahaan tahun 2019,” kata Elvi kepada Kontan.co.id pada Senin (20/4).
Mengintip laporan keuangan tahun 2019, segmen penjualan PK memang menjadi segmen dengan kinerja penjualan terburuk di tahun 2019 dalam kinerja MGRO. Sepanjang tahun 2019 lalu penjualan PK MGRO merosot hingga 29,84% yoy dari Rp 355,58 miliar di tahun 2018 menjadi Rp Rp 249,44 miliar pada tahun 2019.
Sementara itu, segmen-segmen lainnya cenderung mengalami kenaikan. Segmen penjuaaln CPO misalnya tercatat masih naik tipis sekitar 3,39% yoy menjadi Rp 1,56 triliun. Sebelumnya, penjualan CPO MGRO tercatat sebesar Rp 1,51 triliun pada periode sama tahun lalu.
Segmen produk sawit lainnya dan jasa tangki juga masing-masing mencatatkan pertumbuhan satu digit. Melansir laporan keuangan tahun 2019, segmen Segmen produk sawit lainnya naik sekitar 2,17% yoy dari Rp 61,95 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 63,30 miliar pada tahun 2019 lalu. Sedangkan, segmen jasa tangki naik 8,47% yoy dari 68,25 miliar menjadi Rp 74,03 miliar. Sementara itu, jasa manajemen membukukan pendapatan yang sama sebesar Rp 1,2 miliar baik di tahun 2018 maupun 2019.
Terlepas dari realisasi di tahun 2019, MGRO cukup optimis dalam melihat prospek di tahun 2020. Optimisme ini berdasar pada tren penjualan MGRO yang cenderung mengalami kenaikan di sepanjang tahun 2020. Menurut penjelasan Elvi, kenaikan penjualan di tiga bulan pertama disebabkan oleh adanya kenaikan produksi pada periode yang sama.
“Kita berharap tren tersebut dapat terus berlangsung,” ujar Elvi (20/4).
Sementara ini, MGRO masih enggan buka-bukan perihal proyeksi kinerja di kuartal I 2020 maupun target yang ingin dikejar hingga tutup tahun nanti. Yang terang, MGRO menyatakan akan memperkuat bisnis di sektor hilir.
Rencananya, pada tahap awal, MGRO akan menghasilkan produk hilir dalam bentuk Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO). Secara bertahap, berikutnya MGRO akan terus mengembangkan produksi hilirnya untuk menghasilkan minyak goreng.
Baca Juga: Akibat corona, Mahkota Group (MGRO) mengkaji revisi target dan rencana investasi 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News