Reporter: Amalia Nur Fitri, Dimas Andi, Leni Wandira | Editor: Noverius Laoli
Saat ini, utilisasi produksi di industri TPT nasional berada di bawah 45%, menandakan krisis yang mendalam di industri tersebut.
Industri otomotif pun terdampak oleh kinerja PMI yang terus menurun. Hal ini tercermin pula pada tren penjualan wholesales dan retail mobil nasional yang masing-masing turun 17,5% dan 12,2% secara tahunan hingga Juli 2024.
Selain tekanan daya beli masyarakat, pelemahan industri otomotif juga disebabkan tren suku bunga acuan Bank Indonesia yang masih tinggi yakni 6,25%.
Baca Juga: PMI Manufaktur Indonesia Kembali Kontraksi, Kemenperin Jelaskan Sebabnya
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pun mengusulkan adanya kebijakan relaksasi atau penghapusan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil produksi lokal dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi.
"Gaikindo pernah usulkan penurunan atau penghapusan PPnBM ketika pandemi dan ini hanya sementara waktu saja," imbuh Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, Senin (2/9).
Apindo sendiri meminta adanya stimulasi dari sisi produksi. Hal ini dapat berupa kemudahan memperoleh bahan baku/penolong industri manufaktur, kemudahan pembiayaan usaha, perluasan akses pembiayaan ekspor, pencegahan tumpang tindih kebijakan, hingga fasilitas izin investasi.
Baca Juga: 2 Rekomendasi Saham yang Layak Dibeli Sekarang Menurut Wall Street
Pelaku usaha juga mendorong pemerintah untuk melindungi daya beli pasar domestik dengan cara pengendalian inflasi kebutuhan pokok masyarakat serta stimulus konsumsi bagi masyarakat kelas menengah.
Tidak hanya itu, Apindo meminta penerapan kebijakan pencegahan impor ilegal yang konsisten dan dukungan produksi manufaktur dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News