kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PEP Cepu sumbang laba US$ 700 juta ke holding, Dirut PEP Cepu: Kami bisa hattrick


Kamis, 29 Agustus 2019 / 11:31 WIB
PEP Cepu sumbang laba US$ 700 juta ke holding, Dirut PEP Cepu: Kami bisa hattrick
ILUSTRASI. Pemboran di Jambatan Tiung Biru Blok Cepu


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina EP Cepu (PEPC) optimistis bisa menjadikan Blok Cepu sebagai penghasil gas andalan di Indonesia. Setelah mencapai progres positif dalam proyek Jambaran-Tiung Biru (JTB), PEPC percaya diri untuk segera mengelola cadangan gas di Lapangan Cendana dan Alas Tua.

Direktur Utama PEPC Jamsaton Nababan mengungkapkan, pihaknya akan segera menggarap Lapangan Cendana dalam waktu dekat ini, sembari menyelesaikan proyek JTB yang ditargetkan bisa beroperasi komersial pada tahun 2021.

Baca Juga: Jambaran Tiung Biru butuh US$ 1,5 miliar, PEP Cepu: Lender mau kasih US$ 2,5 miliar

Untuk itu, Jamsaton menargetkan PEPC bisa menyelesaikan rencana pengembangan lapangan (Plant of Development/PoD) lapangan Cendana pada tahun 2020, dan segera bisa memulai konstruksi pada tahun 2021.

Jamsaton menargetkan pengembangan lapangan gas tersebut bisa berjalan secara pararel dan simultan. "Tahun depan (sudah PoD) karena sebetulnya secara study sudah siap. Kita dorong untuk segera cepat subsurface-nya, supaya bisa cepat mulai, kejar-kejaran dengan JTB," kata Jamsaton kepada KONTAN saat ditemui di Kantornya, awal pekan ini.

Jamsaton menyampaikan, gas yang dapat diproduksi di Lapangan Cendana diproyeksikan mencapai 50 million standar cubic feet per day (mmscfd). Adapun, untuk Lapangan Alas Tua diperkirakan bisa menghasilkan gas sebesar 75 mmscfd, dan akan dikembangkan setelah Cendana.

Setelah itu, masih ada enam lapangan lagi yang ingin diolah oleh PEPC. Jamsaton menyebut, setidaknya ada 10 lapangan minyak dan gas (gas) yang berada di Blok Cepu, termasuk Banyu Urip dan JTB.

Baca Juga: Jambaran Tiung Biru, proyek yang awalnya diragukan kini dijawab Pertamina EP Cepu

"Banyu Urip memang minyak, tapi rata-rata gas di sini. Kita nggak akan berhenti di Banyu Urip dan JTB. Kita dorong Cendana, nanti Alas Tua, jadi secara total Blok Cepu penghasil gas terbanyak karena masih banyak lapangan lain yang siap dikomersialkan," terang Jamsaton.

Jamsaton yakin, PEPC memiliki kemampuan untuk bisa mengolah sejumlah lapangan gas tersebut, baik secara operasional maupun finansial. "Saya yakin bisa. Buktinya JTB, itu kan role modelnya," sambung Jamsaton.

Mengenai JTB, Jamsaton menyebut bahwa proyek yang menelan investasi sekitar US$ 1,5 miliar itu ada dalam progres yang positif. Ia mengatakan, hingga Semester I-2019 ini, konstruksi Gas Processing Facilities (GPF) mencapai 25% atau lebih cepat 1% dari target 24%.




TERBARU

[X]
×