Reporter: Evilin Falanta | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Bencana gempa dan tsunami yang melanda Jepang berdampak positif bagi ekspor udang dari Indonesia. Sebab, infrastruktur pelabuhan serta perahu nelayan yang rusak membuat tangkapan udang domestik menurun.
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu bilang, permintaan ekspor udang dalam satu hingga dua minggu pasca bencana di Jepang sempat mengalami penurunan ekspor udang. “Namun setelah itu akan terjadi peningkatan permintaan dalam beberapa bulan ke depan,” katanya, kemarin (21/3).
Thomas Darmawan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) menambahkan, gejala penurunan ekspor ke Jepang tidak signifikan, karena daerah pembelian udang lebih ke arah Selatan Jepang. Sementara, tsunami dan gempa merusak daerah Jepang bagian timur.
Jepang membutuhkan impor udang untuk pembuatan sushi dan unagi. "Mereka tetap tingkatkan impor tapi permintaannya dengan ukuran yang lebih kecil sedangkan volume impor akan tetap," jelas Thomas.
Pada 2010 volume ekspor udang ke Jepang sebesar 38.000 ton dengan nilai ekspor mencapai US$ 375 juta. “Untuk tahun ini ekspor diperkirakan akan meningkat, tapi saya belum bisa memastikan persentase kenaikannya,” katanya.
Bencana yang menimpa Jepang juga turut menaikkan harga ekspor udang. Harga rata-rata ekspor udang beku saat ini sebesar US$ 6 per kilogram (kg) hingga US$ 14 per kg.
Dibandingkan Desember 2010 harga ekspor udang di kisaran US$ 10,52 sen per kg. "Memasuki bulan April setelah Jepang melakukan recovery kemungkinan harga akan kembali normal seperti di bulan Desember," ujar Thomas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News