kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perang dagang AS-Cina makin panas, pengusaha optimis ekspor TPT tetap tumbuh


Minggu, 04 Agustus 2019 / 20:52 WIB
Perang dagang AS-Cina makin panas, pengusaha optimis ekspor TPT tetap tumbuh


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menargetkan ekspor Tekstil dan Produksi Tekstil (TPT) bisa capai US$ 15 miliar hingga tahun 2019. Sikap optimisme ini didorong oleh fenomena perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina yang hingga kini belum menemui titik terang.

Ketua Umum API, Ade Sudrajat Usman, menilai fenomena perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina bersifat menguntungkan bagi ekspor TPT nasional lantaran berpotensi membuka peluang pasar baru di Amerika Serikat.

Untuk diketahui, saat ini hubungan antara Amerika Serikat dengan Cina kembali memanas. Sebagaimana ditulis Kontan.co.id pada 2 Agustus 2019, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif impor sebesar 10% terhadap produk asal Cina senilai US$ miliar mulai awal September 2019.

Baca Juga: Terhimpit impor, produsen TPT terapkan pengurangan produksi hingga diversifikasi

Fenomena ini menyebabkan produk TPT yang dihasilkan oleh Cina sulit memasuki pasar Amerika Serikat karena memiliki harga yang lebih mahal akibat pembebanan tarif impor. “(akan ada) pengalihan order dari buyer yang biasa beli dari Cina,” ujar Ade kepada Kontan.co.id (2/8).

Pandangan yang senada juga disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan PT Pan Brothers Tbk, Iswar Deni. Deni percaya hubungan dagang antara Amerika Serikat dengan Cina yang kembali memanas berpotensi membuat produk TPT Indonesia memiliki harga yang kompetitif untuk bersaing di pasar TPT Amerika Serikat.

Brand-brand pakaian ternama di Amerika Serikat yang selama ini mengekspor produk TPT dari luar diyakini akan melirik produk-produk TPT dengan harga yang lebih

Baca Juga: Impor melonjak, bisnis industri tekstil tertekan di paruh pertama 2019 rendah.
“brand misalnya Nike lah siapa lah, dia kan pasti milih (produk) yang lebih murah dong yang bisa masuk (ke) sana,“ ujar Deni kepada Kontan (3/8).




TERBARU

[X]
×