kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Percepat Proyek Transmisi Dalam Negeri, Pemerintah Jajaki Kerja Sama dengan China


Kamis, 26 Oktober 2023 / 13:46 WIB
Percepat Proyek Transmisi Dalam Negeri, Pemerintah Jajaki Kerja Sama dengan China
ILUSTRASI. Kementerian ESDM penjajakan kerja sama dengan The State Grid Corporation of China untuk proyek jaringan listrik di Indonesia.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan penjajakan kerja sama dengan perusahaan asal China, The State Grid Corporation of China (SGCC) untuk proyek jaringan listrik atau transmisi di Indonesia. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengemukakan, State Grid merupakan perusahaan transmisi besar yang sudah menyambungkan listrik untuk 1,1 miliar orang di China. Selain itu, State Grid juga tidak hanya beroperasi di negaranya saja, tetapi telah menjalin kerja sama dengan negara lain. 

“Kami akan dorong supaya ada kerja sama dengan PLN. Kita bangun tranmsisi energi khususnya listrik supaya bisa sebaik mungkin, kan banyak (wilayah) yang belum tersambung (jaringan listriknya) nih,” ujarnya ditemui di Gedung Kementerian ESDM setelah pertemuan dengan State Grid, Kamis (26/10). 

Baca Juga: Pertamina Diminta Kuatkan Pasokan Hulu Bioethanol Sebelum Perluas Pasar

Berdasarkan pertemuannya dengan pihak China, lanjut Arifin, pemerintah sudah mengemukakan rencana pembangunan transmisi, berikut proyek yang dalam waktu dekat akan dibangun. 

Sebagai gambaran, saat ini pemerintah mendorong PLN untuk segera membangun interkoneksi jaringan listrik Sumatra-Jawa yang ditargetkan selesai pada 2029. Arifin menyatakan, proyek transmisi ini cukup mendesak karena sudah banyak permintaan untuk mengalirkan setrum hijau di dalam Sumatra maupun ke Jawa. 

“Sedangkan HVDC (Transmisi High Voltage Direct Current) nyambungin itu kan transmisi 500 KV nya cuma sampai di Sumatra Selatan, Palembang, sambungin dong sampai ke Medan nah sepanjang itu kan  banyak sumber sumber energi baru yang bisa masuk. Air, lalu ada solar ya ada geotermal bisa masuk,” terangnya. 

Dalam data Kementerian ESDM, Sumatra menyimpan potensi energi terbarukan yang sangat besar. Salah satu yang sudah dimaksimalkan ialah hidro dan panas bumi. Data ESDM menunjukkan potensi panas bumi sebesar 10 GW di mana kapasitas saat ini mencapai 9 GW atau pemanfaatannya setara 91%.

Sedangkan potensi hidro sebesar 8 GW di mana kapasitas saat ini 9 GW atau pemanfaatannya setara 106%.

Diharapkan dengan tersambungnya jaringan listrik ini, bauran energi terbarukan ikut terkerek. Kata Arifin, tidak akan ada transisi jika tidak ada transmisi. 

Demi mempercepat itu, Menteri ESDM menegaskan agar PLN menggandeng pihak lain yakni swasta dalam membangun transmisi. 

“Kalau sendiri mau sampai kapan,” tandasnya. 

Selain mempercepat proyek transmisi Sumatra-Jawa, pemerintah juga akan mendorong jaringan interkoneksi ke Kalimantan khususnya di Ibu Kota Nusantara (IKN). Selain itu, pemerintah ingin mendorong tersambungnya listrik dari Sulawesi yang menyimpan potensi pembangkit angin, gas, dan air yang melimpah. 

“Energinya sudah bisa teroptimalkan, tetapi belum jaringannya aja cuma dari selatan ke utara tidak tersambung. Itu masuk dalam RUPTL walaupun 500 KV kita harapkan 2025 harusnya bisa nyambung karena di utara masih membakar diesel,” jelasnya.     

Baca Juga: Pembiayaan Kendaraan Listrik Terkendala Animo Pembelian yang Belum Tinggi

Sebelumnya, Executive Vice President Energy Transition and Sustainibility PT PLN, Kamia Handayani menjelaskan, proyek transmisi dengan investasi US$ 2,9 miliar ini seharusnya sudah dijalankan sekarang dan ditargetkan selesai pada 2029. Namun rencana ini belum terlaksana karena PLN masih mencari pendanaan yang paling kompetitif, salah satu yang diharapkan ialah dari JETP.

“Namun proyek ini belum pasti dari JETP karena masih draft dalam CIPP. Tetapi kalau dari PLN membuka penandaan dari semua opsi, nanti kami juga akan memilih cost of fund paling rendah, termurah, itu yang kita pilih,” ujarnya saat ditemui di sela acara Renewable Energy and Climate Summit di Jakarta, Senin (9/10).

Kami menjelaskan, JETP merupakan platform yang berhubungan dengan pihak pendana. Pun jika proyek ini tembus di JETP, PLN akan berhubungan langsung dengan pihak institusi finansial yang bersangkutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×