Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) optimistis bisa menumbuhkan kinerja penjualan pada tahun ini. Adanya insentif properti seperti Pajak Pertambahan Nilai yang ditanggung pemerintah (PPN DTP) diyakini mampu menjadi katalis positif untuk mendongkrak kinerja hingga tutup tahun 2021.
Direktur Utama GPRA Arvin F. Iskandar menyampaikan, pihaknya mengestimasikan pertumbuhan kinerja penjualan bersih pada kisaran 5%-10% dibandingkan realisasi tahun 2020. Meski belum merinci, Arvin meyakinkan bahwa realisasi kinerja hingga semester pertama 2021 masih sesuai dengan target.
Kinerja GPRA secara operasional lebih baik dibandingkan semester pertama 2020. Kebijakan pemerintah free PPN menjadi faktor penting untuk penjualan saat ini," ungkap Arvin saat dihubungi Kontan.co.id, Jum'at (23/7).
Baca Juga: REI: Rumah sehat jadi tren selama pandemi
Adapun, merujuk pada laporan keuangan yang diterbitkan di Bursa Efek Indonesia, sepanjang kuartal pertama 2021 GPRA mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 81,84 miliar. Tumbuh 36,37% dibandingkan penjualan bersih yang diraih pada Q1-2020 yang senilai Rp 60,01 miliar.
Kenaikan penjualan bersih itu membuat GPRA mampu membalikkan kinerja dengan mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 10,68 miliar. Lebih baik daripada rugi bersih yang dibukukan pada tiga bulan pertama 2020 senilai Rp 7,98 miliar.
Menurut Arvin, katalis positif pada awal tahun itu berasal dari mulai berjalannya vaksinasi. Hal itu meningkatkan kepercayaan masyarakat yang dapat diantisipasi oleh pelaku usaha. "Awal tahun 2021 developer dan konsumen sangat antisipasi dengan adanya vaksinasi akan lebih baik, sehingga penjualan meningkat. Mall dan hotel pun mulai buka kembali," sambung Arvin.
Untuk menyokong kinerja pada tahun ini, GPRA pun mengalokasikan belanja modal (capex) di kisaran Rp 225 miliar - Rp 250 miliar. Lebih tinggi dibandingkan realisasi capex GPRA pada tahun lalu yang sebesar Rp 195 miliar.
Arvin bilang, capex GPRA tahun ini akan dialokasikan untuk pembangunan proyek perumahan dan infrastruktur klaster baru yang sedang digarap. GPRA sudah merealisasikan capex tersebut sebanyak 40%.
Sebagai informasi, pada tahun lalu GPRA membukukan penjualan bersih sebesar Rp 323,79 miliar. Merosot 18,58% dibandingkan penjualan bersih pada tahun 2019. Menurut Arvin, penurunan tersebut tak lepas dari dampak pandemi covid-19.
Dilihat dari lini pendapatan, segmen perumahan dan kavling berkontribusi paling besar hingga 60%. Sedangkan segmen apartemen, residence dan pusat perbelanjaan menyumbang sekitar 40%.
Terpisah, Direktur Perdana Gapuraprima Ahmad Taufik Zaenal membeberkan bahwa pada tahun ini GPRA menggarap sejumlah proyek pengembangan properti. Mulai dari proyek apartemen Alhambra Pakuan Bogor, proyek mixed use The Crown di Jakarta Barat, dan Prominent Business Park di kawasan Cimanggung City, Bogor.
"Saat ini pandemi masih ada, tapi di sisi lain Perseroan berharap tetap bisa berjalan dan mengembangkan proyek-proyek yang sudah kami siapkan," ungkap Taufik dalam publix expose yang digelar Jum'at (23/7).
Selain itu, GPRA juga memiliki sejumlah proyek dalam pengembangan lainnya baik untuk segmen high rise maupun residensial. Seperti di Bellevue Place MT Haryono Jakarta, Bhuvana Ciawi Bogor, Bukit Cimanggu City, Metro Cilegon, Green Leaf Residence di Rajeg Banten, Spring Garden di Jatimurni Bekasi, serta Garden Ville di Pamoyanan Bogor.
Selanjutnya: Bumi Serpong Damai capai 65% target marketing sales, ini rekomendasikan saham BSDE
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News