Reporter: Sri Sayekti | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pengurangan emisi karbon dan transisi energi, peran perempuan menjadi kunci. Project Coordinator ENTREV Duwi Pratiwi menjelaskan keberpihakan kebijakan perlu membawa arus utama gender. Seperti diketahui ENTREV adalah Enhancing Readiness for The Transition to Electric Vehicles in Indonesia, proyek kolaborasi antara UNDP (United Nations Development Programme) dengan Kementerian ESDM, Direktorat Jenderal GATRIK untuk membangun dan menguatkan ekosistem Electric Vehicle (KBLBB – Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai) di Indonesia.
"Perempuan harus menjadi aktor utama dalam transisi energi, bukan hanya pengguna pasif," tegas Duwi.
Ia mengatakan kebijakan energi yang tidak mempertimbangkan inklusivitas gender akan menciptakan kesenjangan baru dan memperlambat akselerasi adopsi EV di Indonesia.
Dalam paparannya, Duwi mengungkap fakta bahwa secara global, hanya sekitar 25 persen tenaga kerja di sektor kendaraan listrik yang diisi oleh perempuan. Di Amerika Serikat, hanya 28 persen kendaraan listrik dimiliki oleh perempuan, sementara survei menunjukkan bahwa hanya 34 persen perempuan tertarik membeli EV dibandingkan dengan 71 persen pria.
Baca Juga: Minat Pengguna Motor Listrik Meningkat, Entrev Catat Hal Ini
"Ini menunjukkan adanya ketimpangan minat dan akses yang perlu kita atasi bersama. Salah satu caranya adalah dengan melibatkan perempuan sejak perancangan kebijakan hingga pelatihan teknis," ujarnya.
Lewat ENTREV, Duwi mengatakan telah ada pelatihan teknis konversi motor listrik dan pengoperasian stasiun pengisian daya, serta menggandeng institusi vokasi dan komunitas lokal untuk memastikan inklusi perempuan.
"Kami ingin membuktikan bahwa adopsi EV bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga soal perubahan sosial yang mengikutsertakan perempuan sebagai agen utama," tambahnya.
Baca Juga: Entrev Nilai, Ini yang Percepat Transisi Kendaraan Listrik di Indonesia
Duwi juga mendorong agar pemerintah daerah di tiga provinsi utama proyek — DKI Jakarta, Bali, dan Jawa Barat — segera mengeksekusi kebijakan yang telah dirancang bersama demi mempercepat transformasi energi di tingkat akar rumput. "Kita butuh aksi nyata, bukan hanya strategi di atas kertas," katanya.
Menurut Duwi, perempuan memiliki keunggulan sebagai pengambil keputusan mikro di rumah tangga, yang berperan langsung dalam efisiensi energi dan pilihan transportasi. "Dengan mempertimbangkan gaya hidup hemat dan pendekatan komunitas yang khas, perempuan bisa mendorong adopsi EV dari bawah ke atas," tuturnya.
Duwi menekankan bahwa semangat Kartini masa kini tidak hanya bicara soal emansipasi, tetapi juga tentang kontribusi perempuan dalam menyelamatkan bumi. "Transisi energi tidak akan berhasil tanpa keterlibatan penuh perempuan di setiap level," ujarnya.
Baca Juga: Entrev Dukung Pengembangan Industri Baterai Nasional, Ini Bentuknya
Selanjutnya: Rupiah Menguat di Pekan Ini, Simak Prospek di Pekan Depan
Menarik Dibaca: BINUS dan IAIS Rayakan Hari Kartini dengan Sorotan Peran Perempuan di Era AI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News