Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan Umum Perhutani menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp 800 miliar di tahun ini. Jumlah capex ini meningkat pesat dibandingkan capex yang dianggarkan tahun lalu. Di mana besar capex di tahun 2017 sebesar Rp 84 miliar,
Belanja modal yang dianggarkan ini bertujuan untuk dapat mendorong pertumbuhan Perhutani secara berkelanjutan. Dana ini pun akan digunakan untuk merevitalisasi pabrik yang bertujuan untuk memperkuat eksistensi perusahaan di hilir pada tingkat global termasuk industri kayu, minyak kayu putih dan madu serta pembangunan Rest Area.
"Capex untuk revitalisasi pabrik sebesar Rp 84 miliar dan pembangunan rest area sebesar Rp 26 miliar," tutur Direktur Utama Perhutani Denaldy M Mauna kepada Kontan.co.id, Selasa (21/8).
Selain itu, capx ini juga akan dianggarkan untuk penanaman hampir 30 ribu hektare pohon. Penanaman ini dalam mempercepat penutupan lahan antara lain kayu jati jenis klon JPP (Jati Plus Perhutani) dan pinus bocor getah.
Kedua jenis pohon tersebut merupakan hasil terobosan temuan Perhutani dengan hasil kualitas yang baik serta daur yang jauh lebih pendek.
"Untuk dapat menghitung potensi tegakan pohon yang lebih akurat dan tepat waktu serta dapat meningkatkan pengamanan tegakan secara efisien, perusahaan telah mulai menggunakan fixed wing drone dengan teknologi yang paling mutakhir" tutur Denaldy.
Perhutani juga memberdayakan masyarakat di sekitar hutan. Ini bertujuan supaya kesejahteraan masyarakat meningkat. Pola utama yang diterapkan Perhutani dalam pengembangan usaha hulu terwujud dalam program Perhutanan Sosial agroforestry.
Dalam program tersebut, berbagai pemangku kepentingan terlibat mulai dari pemberian bimbingan teknis, subsidi bahan baku, pinjaman modal kerja sampai dengan jaminan pembelian yang menguntungkan petani.
Saat ini telah ditetapkan 66 lokasi Perhutanan Sosial dan lebih dari 200 lokasi masih dalam proses verifikasi oleh para pihak terkait.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News