Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada semester I tahun ini, Perusahaan Umum Perhutani berhasil mencatat kinerja yang positif. Pasalnya perusahaan ini berhasil mencatat kenaikan laba bersih sebesar 63% dibandingkan tahun lalu atau menjadi Rp 469 miliar.
"Laba tersebut telah melampaui angka laba setahun 2017 sebesar Rp 406 Miliar, dari kerugian yang dialami tahun 2016 sebesar Rp 357 Miliar," ujar Direktur Utama Perhutani Denaldy M Mauna dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (21/8).
Hingga semester I tahun ini, Perhutani pun berhasil mencatat pendapatan sebesar Rp 1,8 triliun atau meningkat 26% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menurut Denaldy, terdapat berbagai upaya yang dilakukan Perhutani sehingga mampu mencatat peningkatan pendapatan laba sejak 2017.
Upaya tersebut seperti melakukan restrukturisasi perusahaan yang diterapkan pada kuartal akhir 2016 dan transformasi bisnis di tahun 2017, di mana terjadi perubahan struktur organisasi menjadi lebih ramping serta menerapkan Business Process Reengineering (BPR) di berbagai lini proses untuk meningkatkan kualitas, kecepatan dan efisiensi biaya secara terukur.
"Terciptanya rebranding wisata “Canopy” pada 2 lokasi percontohan yaitu Kawah Putih di Ciwidey dan Banyunget di Trenggalek pun berhasil memberikan kontribusi dalam peningkatan laba di tahun 2017," tutur Denaldy.
Sementara itu, untuk mendorong pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan, Perhutani akan menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp 800 miliar di tahun ini. Dana tersebut akan digunakan untuk merevitalisasi pabrik dan melakukan penanaman hampir 30.000 hektare pohon.
Ke depannya, Perhutani pun akan mengembangkan tanaman biomasa sampai 200.000 ha dengan menggandeng investor dari Jepang dan Korea. Saat ini tahapan yang sedang dilakukan adalah tahap finalisasi master plan. Ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bioenergi sebagai sumber bahan baku listrik masa depan yang terus meningkat.
Rencana pengembangan ini didasari dari berhasilnya percontohan tanaman biomasa yang dilakukan sejak tahun 2014. Perhutani juga akan menggunakan bioenergi dalam mengelola World Class Ecopark yang masih dalam proses penyusunan studi kelayakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News