Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Perhutani akan mengejar target kenaikan laba 8%-9% di tahun ini. Tahun 2019, laba bersih yang diperoleh oleh Perum Perhutani mencapai Rp 654 miliar.
Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy Mulino Mauna mengatakan, realisasi pendapatan laba bersih pada semester I-2019 yang telah diperoleh oleh Perum Perhutani memang belum mencapai 50% dari target pendapatan tahun 2019.
Baca Juga: Perhutani garap serius tanaman biomassa
Namun demikian, Mauna optimis Perhutani mampu mencapai target kenaikan pendapatan melalui upaya restrukturisasi bisnis. “Semester II akan kita kejar dan masih on line,” ujar Mauna.
Salah satu upaya restrukturisasi bisnis yang akan dilakukan oleh Perhutani di antaranya adalah business reengineering merujuk kepada upaya pemangkasan tahapan bisnis agar berjalan secara lebih efisien dari segi biaya dan waktu. Upaya ini telah dilakukan oleh Perum Perhutani dalam mengatasi kerugian yang dialami pada tahun 2016.
Pada tahun 2016, Perum Perhutani mengalami defisit laba bersih hingga sebesar Rp 357,3 miliar. Dalam menyikapi hal tersebut, Perum Perhutani melakukan upaya business reengineering dengan memangkas beberapa tahapan bisnis yang dirasa tidak perlu pada bulan Maret 2017.
Hal ini dilakukan bersamaan dengan beberapa upaya lain, di antaranya perubahan dari sisi management serta upaya sentralisasi fungsi kas agar sesuai dengan kebutuhan. Melalui serangkaian program ini, Perum Perhutani berhasil mengatasi defisit laba bersih dan memperoleh laba sebesar Rp 654 miliar di tahun 2018.
Baca Juga: Perhutani akan memperbesar porsi pendapatan dari segmen bisnis wisata
Meski sudah dilakukan sebelumnya, Mauna menilai bahwa upaya business reengineering masih belum dilakukan secara menyeluruh. Oleh karena itu, Mauna optimis bahwa upaya business reengineering mampu mendorong realisasi kenaikan laba di tahun 2019 apabila dilakukan secara maksimal.
“Itu (business reengineering) yang menurut saya paling banyak belum kita sentuh dan masih banyak yang perlu kita perbaiki,” ujar Mauna.
Selain itu, Perum Perhutani juga berencana akan menargetkan akan meningkatkan pendapatan dari bidang usaha ekowisata. Sejauh ini, Perum Perhutani mengelola lebih dari 122 destinasi wisata alam di Jawa.
Beberapa dari destinasi wisata tersebut juga mencakup sejumlah situs wisata populer seperti Kawah Putih, Patuha Resort, Pantai Pasir Putih, dan lain-lain. Namun demikian, kontribusi pendapatan yang diperoleh dari pengelolaan ekowisata tersebut sejauh ini baru mencapai 4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News