Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan sektor properti pasca Covid-19 diungkap oleh Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Banten sangat pesat.
Vemby selaku Ketua AREBI Banten mengatakan dalam setahun terakhir total penjualan dari masing-masing developer di area ini bisa menyentuh Rp 15 triliun per tahun.
Baca Juga: Sektor Properti Industri Diproyeksikan Cerah, Begini Rekomendasi Saham SSIA
“Peningkatannya besar karena banyak developer-developer swasta, jadi masif sekali. Karena kalau dihitung dari total penjualan masing-masing itu developer di area Banten lah ya, yang swasta itu mungkin bisa lebih dari Rp 10 hingga Rp 15 triliun per tahun,” ungkap Veby saat ditemui Kontan.co.id di kawasan Tanggerang Selatan, Selasa (27/02).
Ia menambahkan, jika dibandingkan dengan kawasan lainnya. Banten sebagai wilayah di sebelah barat Jakarta menurut AREBI memang mengalami perkembangan sektor properti yang pesat.
“Untuk kawasan barat dari area Jakarta ini bila dibandingkan dengan wilayah lainnya, perkembangannya sangat pesat sekali mulai dari tahun 2000-an. Peningkatan terasa untuk para investor dan juga penghuni, faktornya karena akses juga, sehingga banyak yang memilih hunian di barat Jakarta,” tutur Vemby.
Baca Juga: Popularitas Hunian Jakarta dan Tangerang Terus Meningkat dalam 3 Bulan Terakhir
Ia menambahkan di daerah Banten, properti dari berbagai kelas bisa dibilang sangat lengkap. Mulai dari tingkat bawah, menengah hingga tingkat atas sehingga calon konsumen bisa memilih sesuai dengan budget yang mereka miliki.
“Karena (properti) di sini terbagi dari tingkat bawah, kemudian sektor yang menengah dan tingkat atas dan tersebar di wilayah area barat Jakarta, seperti Tangerang, Serpong ini,” katanya.
Sedangkan mengenai kenaikan penjualan properti untuk kawasan Banten dan sekitarnya, AREBI mencatat rata-rata kenaikan penjualan properti mulai dari 10 hingga 20 persen per tahunnya.
Baca Juga: Colliers Prediksi Sektor Pusat Data Penuhi Permintaan Lahan Kawasan Industri di 2024
“Kalau lihat penambahan nilainya, kalau average atau kita pukul rata kenaikan di seluruh area itu diatas 10 sampai 20 persen pertahunnya. Jadi ini average ya, ada lokasi yang di atas 20 persen tapi ada juga yang sekitar 10 persen itu,” jelasnya.
Disisi lain, Direktur Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) Lilia Setiprawarti Sukotjo mengatakan perseroan memandang optimis potensi dari perkembangan properti di Indonesia tahun ini.
Apalagi sebagai salah satu pemain atau developer di kawasan barat Jakarta, dirinya mengaku minat masyarakat terhadap rumah masih tinggi.
“Saya lihat minat untuk rumah masih tinggi ya. Jadi kami tidak khawatir, karena ini memang bisnis kita, harus kita jalankan,” katanya.
Baca Juga: Pemilu Lancar, Begini Prospek Pasar Properti dan KPR Tahun 2024
Kemudian terkait perkembangan ASRI di tahun ini Lilia memberikan target peningkatan setidaknya sama dengan tahun 2023.
“Saya bilang at least the same, untuk rumah (penjualan) saya harap lebih baik. Gairah untuk menjual daripada agent juga masih besar, ini juga masih awal tahun, tapi kita optimis mestinya lebih baik,” ungkapnya.
Sebagai tambahan informasi, ASRI melalui anak usahanya Suvarna Sutera, baru saja meluncurkan klaster perumahan baru, yaitu Klaster Agra.
Agra adalah besutan Yori Antar dari Han Awal & Partners. Architects, arsitek terkemuka dengan pengalaman lebih dari 30 tahun yang kental dengan nilai-nilai arsitektur tropis Indonesia.
Ditambah, Agra merupakan Klaster pertama dalam Supercluster Cemara, dikembangkan di atas lahan seluas 9,1 hektare dengan nilai pengembangan Rp765 Miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News