Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gunung Raja Paksi berencana membangun sekolah vokasi. Hal ini juga didorong oleh Kementerian Perindustrian yang terus mengampanyekan pelaku industri di Indonesia agar terlibat dalam program pendidikan dan pelatihan vokasi guna menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten sekaligus mendongkrak daya saing sektor manufaktur nasional.
"Tentunya upaya tersebut membawa multiplier effect terhadap perekonomian kita, dengan SDM yang inovatif akan membuat industri kita lebih kompetitif," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat Peletakan Batu Pertama Sekolah Vokasi di PT Gunung Raja Paksi, Jumat (15/2).
Menperin memberikan apresiasi kepada PT GRP yang membangun sekolah vokasi sebagai wujud nyata dari komitmen menumbuhkan tenaga kerja terampil di sektor industri baja.
"Apalagi, industri baja merupakan mother of industries, yang produksinya dibutuhkan sebagai bahan baku untuk sektor industri lain," jelasnya.
Guna menunjang fasilitas sekolah vokasi tersebut, Kemenperin dan PT GRP menandatangani Nota Kesepahaman tentang Pengembangan dan Penyiapan SDM Industri Baja melalui Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Industri.
MoU ini ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar dan Presiden Direktur PT GRP Alouisius Maseimilian dengan disaksikan Menperin dan salah satu Shareholders PT GRP Djamaluddin Tanoto.
Ruang lingkup Nota Kesepahaman ini meliputi pembangunan dan pengembangan pendidikan vokasi industri baja berbasis kompetensi yang link and match dengan industri, kemudian pelatihan industri baja berbasis kompetensi dengan sistem 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi kompetensi dan penempatan kerja), serta pembangunan infrastruktur kompetensi di bidang industri baja. MoU ini berlaku selama lima tahun terhitung sejak ditandatangani.
Menperin meyakini, ketersediaan SDM industri baja yang kompeten akan mendorong peningkatan produktivitas sehingga turut berperan mendukung pembangunan berkelanjutan. “Semoga kerja sama ini ikut mempercepat program pemerintah dalam membangun kualitas SDM, sesuai amanat dari Presiden Joko Widodo," ungkapnya.
Upaya PT GRP, salah satu industri baja yang terintegrasi di Indonesia, untuk meningkatkan kualitas SDM melalui program pendidikan dan pelatihan vokasi merupakan dukungan terhadap terobosan pemerintah dalam penyediaan SDM industri baja yang kompeten.
Ini ditunjukkan melalui dukungan PT Gunung Raja Paksi dengan membangun Sekolah Vokasi untuk SDM industri baja.
Kemenperin sudah melakukan link & match 700 lebih industri dengan hampir 1300 SMK. Selain itu, mempunyai sembilan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sepuluh Politeknik dan dua Akademi Komunitas (Akom) yang mengusung dual system. Dalam dua tahun terakhir Kemenperin juga sudah membangun empat politeknik, antara lain di Morowali, Bantaeng, Solo dan Kendal.
“Dual system ini adalah 30% teori dan 70% praktik, dan praktiknya di industri. Kalau sekolah vokasi baja di sini, nanti praktiknya langsung di pabrik, mereka sudah mempunyai pengalaman langsung di lapangan jadi tidak membayangkan lagi. Mereka selesai sekolah vokasi langsung siap bekerja," tegasnya.