Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN) memanfaatkan momentum kenaikan harga crude palm oil (CPO) global untuk mengakselerasi kinerja operasional dan memperluas ekspansi bisnis.
Perusahaan optimistis dapat menjaga tren pertumbuhan hingga semester I/2025, setelah membukukan pendapatan Rp1,28 triliun pada kuartal pertama melonjak 49,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama TLDN, Wishnu Wardhana, mengatakan tren penguatan harga CPO sudah mulai tercermin dalam laporan keuangan perusahaan. Selain faktor harga jual, lonjakan pendapatan juga ditopang oleh peningkatan volume penjualan CPO dan palm kernel (PK).
Baca Juga: Teladan Agro (TLDN) Akuisisi Cipta Davia Mandiri Rp 136,32 Miliar
"Untuk mengoptimalkan momentum harga, kami menjalankan beberapa strategi, termasuk peningkatan produksi dari kebun inti, plasma, dan kemitraan pembelian TBS dari pihak ketiga," ujarnya kepada Kontan, Senin (28/7).
Lebih lanjut, perusahaan juga mengandalkan teknologi internal Teladan Productivity Technology Science (TPTS), sistem pemantauan real-time berbasis data yang membantu menjaga produktivitas dan kualitas hasil panen.
TLDN menilai permintaan CPO dalam negeri tetap solid, terutama dari sektor pangan dan energi alternatif seperti biodiesel. Wishnu menegaskan, meskipun harga minyak mentah dunia sempat melemah, struktur permintaan dalam negeri tetap tangguh.
"Permintaan untuk CPO sebagai bahan baku biodiesel tetap tumbuh seiring kebijakan energi terbarukan pemerintah, sementara kebutuhan industri makanan juga stabil," jelasnya.
Pada kuartal I/2025, volume penjualan CPO TLDN naik 6,36% menjadi 78.121 ton, mencerminkan strategi pemasaran yang efektif di pasar domestik.
Menghadapi tekanan eksternal seperti fluktuasi harga pupuk dan logistik, TLDN mengedepankan efisiensi berbasis pemanfaatan limbah. Salah satunya melalui pengolahan janjang kosong dan POME (limbah cair sawit) menjadi pupuk organik, serta penerapan sistem land application di blok perkebunan.
“Selain menekan ketergantungan pada pupuk kimia, pendekatan ini memperkuat model circular economy di operasional kami,” tambah Wishnu.
Sementara itu, penggunaan TPTS juga membantu mitigasi risiko iklim ekstrem dengan pemetaan digital berbasis IoT dan pemantauan indeks kesehatan tanaman secara berkala.
TLDN juga terus memperkuat bisnis hilir sebagai bagian dari strategi diversifikasi. Setelah mengoperasikan Kernel Crushing Plant (KCP) dan Biogas Power Plant (BPP), perusahaan kini memproduksi crude palm kernel oil (CPKO)yang pada kuartal I/2025 menyumbang Rp58,14 miliar ke pendapatan.
“Semua energi di KCP didukung oleh BPP kami yang memanfaatkan POME dari pabrik Muara Bengkal. Ini bukti nyata komitmen kami terhadap keberlanjutan,” tutur Wishnu.
Di sisi teknologi keberlanjutan, TLDN juga mengembangkan sistem Teladan Green Metrics (TGM) untuk memantau dampak lingkungan secara kuantitatif dan real-time. Sistem ini mendukung pengambilan keputusan berbasis data dan meningkatkan transparansi kinerja lingkungan perusahaan.
Wishnu menyimpulkan, kombinasi strategi berbasis efisiensi, inovasi teknologi, dan penguatan lini hilir menjadi kunci bagi TLDN dalam menjaga daya saing, sekaligus memperkuat posisi perusahaan di tengah tantangan global industri sawit.
"Kami mengutamakan kepatuhan regulasi, efisiensi energi, diversifikasi produk, dan pemanfaatan limbah sebagai bagian dari strategi keberlanjutan. Didukung oleh sistem teknologi seperti TGM, kami terus membangun bisnis yang tangguh, bertanggung jawab, dan bernilai bagi para pemangku kepentingan," pungkasnya.
Selanjutnya: Harga Minyak Dunia Masih Dibayangi Pelemahan Pasar dan Kelebihan Pasokan
Menarik Dibaca: Promo PHD Double Box Hemat, 2 Pizza Mulai Rp 80.000-an Bebas Pilih 14 Topping Favorit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News