Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli
Penurunan permintaan batubara Indonesia dari China akibat adanya peningkatan produksi dalam negeri tirai bambu tersebut, diprediksi akan berlanjut hingga akhir tahun ini atau paling lama hingga tahun 2026.
IMA mencatat volume ekspor batubara Indonesia sepanjang tahun ini akan terkoreksi di angka 500 juta ton atau lebih rendah dari total ekspor batubara sepanjang tahun 2024 lalu yang sebanyak 555 juta ton.
"Hingga akhir tahun 2025, tentu total ekspor kita akan turun dibandingkan realisasi ekspor 2024. Pemerintah juga sudah memproyeksikan dalam target 2025, dimana produksi 739 juta ton dan ekspor 500 juta ton," ungkap Hendra.
Baca Juga: Permintaan China Turun, Ekspor Batubara Tahun 2025 Diprediksi Hanya 500 Juta Ton
Jika dibandingkan, tahun ini target produksi batubara Indonesia berada di angka 739 juta ton atau lebih rendah 11,6% dibandingkan produksi sepanjang tahun 2024 lalu sebesar 836 juta ton.
Dari sisi target ekspor juga terkoreksi, turun 9,9% dengan target penjualan ekspor 500 juta ton dibandingkan ekspor sepanjang tahun lalu sebesar 555 juta ton.
Lebih lanjut, Hendra menambahkan, saat ini China lebih berpihak pada batubara kalori tinggi dibandingkan batubara kalori menengah-rendah untuk diimpor.
Indonesia juga mengalami persaingan dengan eksportir batubara Mongolia dan Rusia, didukung oleh masalah logistik yang sudah mulai teratasi.
"Beberapa waktu terakhir ini impor China dari Mongolia dan Rusia, yang juga berbatasan dengan mereka. Masalah logistik dengan Mongolia sudah cukup teratasi, Rusia juga menjual harga yang cukup kompetitif untuk buyer China," jelasnya.
Selanjutnya: Penembakan Tragis di Pasar Bangkok, 6 Tewas Termasuk Pelaku
Menarik Dibaca: Promo The Body Shop July Payday 25-31 Juli 2025, Moisturizer-Lip Oil Diskon 30%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News