kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Permintaan kondominium di pusat kota makin tinggi


Kamis, 14 April 2011 / 16:04 WIB
Permintaan kondominium di pusat kota makin tinggi
ILUSTRASI. Ilustrasi SBMPTN 2020, Hal penting sebelum mengambil Jurusan Kuliah(13/4/2019).


Reporter: Noverius Laoli, Evilin Falanta | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Penjualan properti, termasuk kondominium di 2011 rupanya cukup bergairah. Konsultan properti PT Cushman and Wakefield Indonesia menyatakan dalam surveinya, sebanyak 90% dari total proyek kondominium yang tercatat pada kuartal I 2011 di Jakarta dan sekitarnya sudah terserap pasar.

Pada tiga bulan pertama di 2011, para pengembang properti lebih banyak membangun proyek kondominium untuk kelas menengah. Sejauh pengamatan konsultan properti ini, ada sembilan proyek kondominium yang baru selesai dibangun tahun ini. Beberapa di antaranya adalah Royal Mediterania Garden, Tower Ritz Kemang Village, Central Park Residences dan Seasons City.

Ke-9 proyek kondominium yang baru selesai itu, menambah pasokan kumulatif kondominium terbangun sebanyak 2.877 unit di kuartal I 2011 ini menjadi 80.502 unit. Belum lagi proyek kondominium yang saat ini masih dalam tahap pembangunan seperti The Windsor di Puri Indah, Parmount Residence dan Parmount Skyline di Serpong.

Akibat permintaan yang tinggi, harga jual properti ini bakal terus menanjak. Ia memprediksi, harga jual kondominium di kuartal I 2011 naik 9,9% menjadi sekitar Rp 17,45 juta per meter persegi (m2) dibanding periode yang sama di 2010. "Peningkatan sebesar itu terjadi di daerah strategis seperti di central business district (CBD)," ujar Arief Rahardjo, Kepala Riset PT Cushman and Wakefield Indonesia, kemarin (13/4).

Anton Sitorus, Kepala Riset Jones Lang LaSalle Indonesia menambahkan, suku bunga yang relatif rendah membuat daya beli masyarakat terus meningkat. "Khususnya permintaan dari end-user atau pemakai langsung untuk hunian di tengah kota makin tinggi," kata Anton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×