kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan laptop naik seiring kebijakan kerja dan belajar dari rumah


Selasa, 31 Maret 2020 / 07:25 WIB
Permintaan laptop naik seiring kebijakan kerja dan belajar dari rumah
ILUSTRASI. Pengunjung memadati pameran teknologi komputer dan gawai Indocomtech 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (1/11/2019). Pameran yang diikuti sekitar ratusan perusahaan teknologi dan informasi tersebut berlangsung hingga 3 November mendatang. A


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagian besar penduduk dunia kini sedang melakukan physical distancing atau jaga jarak aman untuk meminimalisir risiko penularan Covid-19.

Para pekerja pun diminta untuk bekerja dari rumah atau work from home sementara pelajar harus belajar dari rumah memanfaatkan jaringan internet dan melakukan segala hal serba virtual.

Ternyata, perubahan gaya kerja dan sekolah ini berdampak pada peningkatan permintaan laptop dan perangkat pendukung lain, termasuk internet.

Baca Juga: Kebijakan working from home membuat permintaan laptop melonjak

Padahal, beberapa pabrikan laptop dan komponennya memprediksi penurunan permintaan akibat lesunya ekonomi global sebagai dampak pandemi virus corona.

Namun, permintaan di retailer rupanya meningkat berkat aturan kerja dari rumah. Di Jepang, pabrikan laptop Dyanbook mengaku banyak mendapat permintaan laptop.

Hal yang sama juga dialami kompetitornya, NEC yang menawarkan laptop yang ramah tele-working, seperti menyematkan speaker yang lebih bertenaga di laptopnya.

Vendor asal Korea Selatan, Samsung, juga melaporkan kenaikan 20 persen untuk ekspor material semikonduktor. Di Australia, salah satu retailer elektronik JB Hifi melaporkan, selain ada peningkatan permintaan untuk sejumlah perangkat pendukung kerja dan belajar dari rumah, penjualan perabot rumah juga naik.

Lalu lintas internet makin padat

Banyaknya orang yang bertatap muka secara virtual juga membuat lalu lintas internet semakin padat. Walhasil, kapasitas pusat data yang dibutuhkan akan lebih banyak untuk menampung trafik.

"Lebih banyak orang yang bekerja dan belajar dari rumah selama pandemi, ada peningkatan permintaan layanan internet, artinya pusat data membutuhkan pipa lebih besar untuk menampung trafik," jelas Park Sung-soon, analis dari Capr Investment & Securities.

Baca Juga: Acer dukung pencegahan wabah virus corona dengan pemanfaatan teknologi




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×