Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) menargetkan kenaikan pendapatan sebesar 25% tahun ini dibandingkan tahun lalu. Kenaikan pendapatan itu akan diraih perseroan dari kenaikan produksi tiga komoditas yakni kopi, karet, teh dan kakao.
Sekretaris Perusahaan PTPN XII, Herry Purwanto bilang, tahun lalu perusahaan perkebunan plat merah ini memperoleh pendapatan Rp 1,2 triliun. Tahun ini, pendapatan perusahaan diharapkan bisa mencapai Rp 1,5 triliun.
"Kami harapkan kontribusi terbesar dari karet, tetapi melihat kondisi harga tahun ini, karet sedikit turun, yang naik kontribusinya adalah kopi," ujar Herry Purwanto kepada KONTAN, Selasa (12/9). Pada tahun lalu, karet memberikan kontribusi sebesar 65% terhadap total pendapatan.
Menurut Herry, naiknya kontribusi kopi karena produksi harga kopi yang mengalami kenaikan. Di pasar ekspor, PTPN XII mendapatkan harga kopi arabika sebesar US$ 3,50 per kilogram (kg). Harga yang bagus itu di dukung volume produksi yang kian bagus.
Perusahaan yakin, kontribusi pendapatan dari kopi bisa mencapai 30% dari total pendapatan perusahaan tahun ini. Tahun lalu, kontribusi kopi pendapatan perusahaan dari kopi baru mencapai 20%.
Dari sisi volume, produksi kopi PTPN XII diharapkan mencapai 7.000 ton yang terdiri dari kopi Arabika dan kopi Robusta. Jumlah tersebut naik sebesar 181% dibandingkan produksi kopi pada tahun lalu sebesar 3.200 ton.
Untuk produksi kopi robusta, tahun ini PTPN XII menargetkan produksi 4.000 ton dari realisasi tahun lalu sebesar 2.000 ton. Sedangkan produksi kopi arabika tahun ini ditargetkan 3.000 ton atau naik dari produksi tahun lalu sebesar 1.200 ton. "Sampai semester I, produksinya sudah 50%," kata Herry.
Sementara itu untuk teh dan kakao, Herry bilang juga ada kenaikan produksi meski tak sebesar kenaikan produksi kopi. Untuk komoditas teh, PTPN XII targetkan produksi naik 1.000 ton menjadi 3.000 ton pada tahun ini. Sedangkan untuk tanaman kakao, Herry bilang produksi kakao bisa mencapai 1.500 ton dibandingkan pada 2011 hanya 767 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
