kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.895.000   -28.000   -1,46%
  • USD/IDR 16.295   15,00   0,09%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

Permintaan naik, harga cabai makin pedas


Rabu, 12 Oktober 2011 / 17:41 WIB
Permintaan naik, harga cabai makin pedas
ILUSTRASI. Lapangan migas West Belut-1 Medco E&P Natuna


Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga cabai merah di tingkat konsumen kembali bergerak naik pada Oktober 2011. Kementerian Perdagangan mencatat, awal pekan ini harga cabai merah keriting bertahan di atas Rp 22.000 per kg, sementara pada minggu pertama Oktober, harga cabai masih di kisaran Rp 20.305 per kg.

Staf Pusat Data dan Informasi Pasar Induk Sayuran dan Buah Kramat Jati (PISBKJ) Suminto, membenarkan adanya kenaikan harga ini. Dalam catatan manajemen PISBKJ, harga cabai merah keriting pada awal Oktober 2011 masih di kisaran Rp 10.000 per kg. Namun pada Rabu (12/10) harga di tingkat pedagang sudah mencapai Rp 19.000 per kg.

"Harga memang naik karena permintaan dari luar Jawa banyak, mereka sudah tidak panen lagi sehingga mencari pasokan dari Jakarta," kata Suminto ketika dihubungi KONTAN kemarin.

Suminto mengatakan, pada September lalu pengiriman ke luar Jawa belum setinggi itu karena beberapa daerah masih menyerap panen setempat. Sementara itu pasokan ke Pasar Kramat Jati dinilai masih normal dengan jumlah 130 ton hingga 150 ton untuk seluruh jenis cabai.

Koordinator Wilayah Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Sukoco mengakui ada kenaikan harga di tingkat petani karena ada kenaikan permintaan. Harga cabai merah keriting di tingkat petani pada awal Oktober masih di tingkat Rp 8.000 per kg, tetapi Rabu kemarin sudah mencapai Rp 12.000 per kg atau naik 50% dalam waktu dua pekan ini.

Harga cabai merah biasa di tingkat petani juga naik dari Rp 10.000 per kg menjadi Rp 17.000 per kg. Sukoco mengatakan kenaikan harga ini memberikan untung yang lumayan bagi para petani karena mereka hanya membutuhkan modal Rp 5.000 per kg untuk cabai merah keriting dan cabai merah biasa.

Dia mengakui ada kenaikan perdagangan cabai antar pulau menjadi 20 ton hingga 30 ton per minggu dari pelabuhan Surabaya. "Memang kalau dari hari ke hari tidak naik, tetapi dari bulan ke bulan ada kenaikan," kata Sukoco.

Impor cabai kering

Sukoco mengatakan produksi cabai Indonesia setiap tahun sesuai dengan kebutuhan nasional. Hanya saja distribusi yang kurang baik dan sistem tanam yang belum teratur membuat harga kerap kali melonjak. Sukoco berharap pemerintah bisa lebih serius mendidik para petani untuk memperbaiki pola tanam mereka agar pasokan cabai bisa berkesinambungan dan harga cabai menguntungkan petani dan konsumen.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada periode Januari hingga Agustus 2011, Indonesia telah mengimpor 7.088 ton cabai segar dengan nilai US$ 6,55 juta, 14,962 ton cabai kering tumbuk dengan nilai US$ 13,29 juta dan cabai awet sementara 758 ton dengan nilai US$ 755.221.

"Kalau mau untung kami sekurangnya harus menjual Rp 50.000 cabai kering per kg. Tetapi harga pasaran di dalam negeri saat ini Rp 30.000 per kg sampai Rp 35.000 per kg. Padahal kami dengan kekeringan 10% modalnya saja sudah Rp 35.000 hingga Rp 40.000 untuk bahan baku, belum lagi ongkos tenaga kerja dan biaya pengemasan," kata Sukoco.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×