Reporter: Gloria Haraito | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Tak seperti kebutuhan sandang dan pangan, libur panjang justru menjadi penghalang untuk omzet industri papan. Begitu juga dengan kebutuhan semen yang diperkirakan terhalang libur Lebaran.
Menurut Urip Timuryono Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI), khusus di bulan September, permintaan semen bisa turun sekitar 5% sampai 10%. Hal ini disebabkan truk pengangkut barang produksi tidak boleh melintas jalan raya seminggu sebelum dan sesudah Lebaran.
Meski begitu, Urip yakin hal ini tak akan mempengaruhi permintaan semen total di kuartal III. "Memang akan ada penurunan di kuartal III, namun tidak signifikan, karena produsen sudah mengantar semen lebih banyak sebelum Lebaran," ujar Urip kepada KONTAN, Senin (6/9).
Permintaan semen diprediksi akan kembali meningkat kuartal IV-2010 nanti. "Peningkatan di kuartal IV bisa mencapai 5%," kata Urip. Peningkatan ini biasanya didongkrak oleh proyek properti yang ingin memperbaiki kinerja perusahaan di akhir tahun.
Urip memperkirakan permintaan semen tahun ini akan tembus 40,7 juta ton, atau tumbuh 6% dibandingkan dengan penjualan semen 2009 sebanyak 38,4 juta ton.
Lebaran pun menurut Urip tak akan berdampak pada harga semen. Sejak Januari hingga saat ini harga semen tak bergerak banyak, sekitar Rp 900.000 per ton. Para produsen enggan meningkatkan harga jual akibat persaingan yang ketat. Sekadar catatan, baru-baru ini Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) juga mengeluarkan putusan bahwa industri semen tidak melakukan kartel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News