Reporter: Agung Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia, Widodo Santoso mengatakan, pada Juli tahun ini industri semen mengejar ketertinggalan dari terpuruknya penjualan semen di semester satu 2017 ini. "Di Juni permintaan semen terjun bebas karena adanya liburan panjang kurang lebih hampir dua minggu, praktis tidak ada kegiatan pembangunan baik perumahan maupun konstruksi," katanya kepada KONTAN (20/8).
Widodo memaparkan, pulau Jawa masih menjadi primadona pasar semen nasional. Jika Juli 2017 dibandingkan dengan Juli 2016, pertumbuhan permintaan semen meningkat 81% dari 1,79 juta ton menjadi 3,24 juta ton antara bulan per bulan.
"Penyebabnya dari rendahnya produksi Juli tahun 2016 lalu karena ada libur panjang pada bulan tersebut, di lain pihak memang bulan Juli 2017 semua kontraktor mengejar ketertinggalan target di bulan Juni kemarin," papar Widodo.
Menurut data ASI, sepanjang tujuh bulan tahun ini total permintaan semen nasional 34,6 juta ton, naik 5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pulau Jawa mencatat kenaikan paling tinggi 9,8%, dari 17,92 juta ton menjadi 19,69 juta ton.
Sumatra hanya tumbuh 2,7%, yakni 7,2 juta ton. Sedangkan area Maluku dan Papua terperosok 9,6%, dari 860.000 ton menjadi 777.000 ton.
Untuk regional Kalimantan, permintaan semen turun 5,8% menjadi 2,14 juta ton. Pulau Jawa memang menyerap kebutuhan semen nasional dengan porsi yang besar, yaitu 56% dari total permintaan di Juli 2017 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News