Reporter: Filemon Agung | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Peraturan Presiden (Perpres) tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) masih menanti restu Presiden Joko Widodo sementara kendaraan listrik terus berkembang dari waktu ke waktu.
Menanggapi perkembangan kendaraan listrik yang oleh sejumlah pihak disebut disruptive innovation, beberapa pihak mulai mengembangkan infrastruktur pendukung seperti Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU).
Sebut saja, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang telah memiliki dua fast charging station di Thamrin, Jakarta dan Serpong. "Animo cukup tinggi, sudah banyak yang mengisi," ujar Eniya Listiani Dewi selaku Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material BPPT di Jakarta, Rabu (17/7).
Sayangnya, pengembangan infrastruktur penunjang ini dihantui masalah klasik yang kerap dihadapi dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) yakni mahalnya biaya serta terbatasnya anggaran. Sebagai gambaran, untuk membangun satu fast charging station saja BPPT harus merogoh kocek hingga Rp 1,2 miliar.
"Karena anggaran yang terbatas maka tahun ini kita hanya akan menambah satu lagi di Bandung," ujar Eniya.
Kota Kembang dipilih sebab menurut Eniya, ada potensi yang bisa dikembangkan merujuk pada kehadiran Bandung sebagai salah satu daerah yang memiliki peluang sebagai smart city. BPPT berencana menggandeng salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan proyek ini ditargetkan rampung pada Desember mendatang.
Tidak hanya stasiun pengisian, BPPT disebut siap berinovasi dengan memaksimalkan billing system dan monitoring ststem. "Masyarakat bisa melakukan tapping e-money dan akan termonitor langsung di sistem kami," jelas Eniya. BPPT juga mulai menyasar pengguna motr listrik lewat penambahan fasilitas pengisian khusus motor di BPPT Thamrin, Jakarta.
Dua BUMN lain tidak mau tinggal diam, PT Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga mulai berancang-ancang. Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman bilang sejauh ini satu unit SPLU milik Pertamina di Kuningan, Jakarta telah siap melayani pengisian baik mobil maupun listrik. "Kami menggandeng Gesits," ungkap Fajriyah, Rabu (17/7).
SPLU bernama Green Energy Station (GES) terdiri dari dua unit merupakan tipe fast charging yang mampu mengisi penuh baterai kendaraan listrik dalam waktu kurang dari 15 menit dan dua unit merupakan tipe normal charging.
Rencana ekspansi Pertamina sendiri sembari menanti animo masyarakat, satu hal yang pasti kehadiran SPLU Pertamina ini sebagai pilot project. Disisi lain, PLN terus mengepakkan sayapnya.
General Manager PT Perusahaan Listrik Negara Distribusi Jakarta Raya M. Ikhsan Asaad bilang saat ini sudah terpasang sekitar 2.500 SPLU di seluruh Indonesia. "1.840 diantaranya tersebar di Jakarta," ungkap Ikhsan, Rabu (17/7).
Meski sejauh ini unit yang terpasang barulah normal charging, langkah PLN jelas menjadi angin segar bagi perkembangan industri kendaraan listrik. Adapun, unit yang terpasang terdiri dari sejumlah tipe seperti tower, pole mount, wall mount hingga pedestal.
Rencana pengembangan terus berlanjut, kedepannya PLN berencana menambah dua unit fast charging station. "Akan kerjasama dengan beberapa vendor dari Eropa dan Korea, sedang dikaji," tandas Ikhsan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News