Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkumpulan Perusahaan Pendingin Refrigerasi Indonesia (Perprindo) optimis dan berharap produk pendingin akan bertumbuh pada tahun depan.
Sekretaris Jenderal Perprindo Andy Arif Widjaja mengatakan, tren kinerja produk pendingin tahun ini tidak sebaik yang diharapkan Perprindo. Hal ini disebabkan faktor pelemahan ekonomi global seperti terjadinya perang Rusia Ukraina, pelambatan ekonomi China, pergerakan suku bunga The Fed Amerika Serikat.
Ia menjelaskan, di dalam negeri juga dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga Bank Indonesia, regulasi impor produk yang tidak ramah investasi dan juga perlambatan ekonomi.
Baca Juga: Libur Akhir Tahun Belum Tentu Membawa Dampak Positif Bagi Penjualan Produk Elektronik
Selain itu, penguatan dolar AS berpengaruh besar terhadap industri pendingin refrigerasi nasional karena hampir sebagian besar komponen produk tersebut masih harus diimpor dari negara lain.
Contohnya, saat ini belum ada pabrik kompresor air conditioner di Indonesia, sehingga pelaku industri di dalam negeri masih harus impor kompresor.
Ada beberapa produsen pendingin refigerasi yang berorientasi ekspor. Namun sayangnya, porsi ekspor pendingin refrigerasi tergolong tidak besar, sehingga kemungkinan penguatan dolar AS tidak berdampak signifikan bagi eksportir produk tersebut.
Baca Juga: Libur Akhir Tahun Belum Tentu Menguntungkan Bagi Industri Barang Elektronik
"Adapun, faktor yang mendukung kenaikan permintaan adalah cuaca panas akibat El Nino tapi pertumbuhan permintaan juga tidak signifikan," kata Andy saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (26/12).
Untuk itu, kata Andy, Perprindo berharap agar sektor pendingin pada tahun depan dapat lebih baik dan berharap agar proses dari Pemilu 2024 dapat berjalan dengan baik, damai, dan lancar.
"Jika Pemilu lancar, para investor yang di tahun 2023 masih wait and see atas proses pemilu dapat segera merealisasikan rencana investasinya," ungkap Andy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News