kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Persaingan Pasar Motor Listrik Kian Ketat di Tengah Gempuran Produsen Anyar


Rabu, 22 Mei 2024 / 11:33 WIB
Persaingan Pasar Motor Listrik Kian Ketat di Tengah Gempuran Produsen Anyar
ILUSTRASI. Produsen baru motor listrik makin banyak di tanah air


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan pasar sepeda motor listrik Indonesia makin ketat seiring kedatangan beberapa investor baru. Kini, para produsen dan stakholder terkait ditantang untuk meyakinkan konsumen agar benar-benar mau beralih menggunakan motor listrik.

Seperti yang diketahui, bulan Mei ini dua pabrikan motor listrik China berekspansi ke Indonesia. Pertama, PT Sunra Asia Pasific Hi-Tech atau Sunra Indonesia yang memulai pembangunan pabrik motor listrik di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah dengan rencana investasi US$ 120 juta.

Pabrik yang dibangun di lahan seluas 12,7 hektare (Ha) ini akan siap beroperasi pada 2025.

Kedua, ada PT Yadea Teknologi Indonesia yang membangun pabrik motor listrik di Kawasan Industri Karawang milik PT Suryacipta Swadaya. Berbekal investasi lebih dari US$ 150 juta, pabrik ini akan beroperasi pada 2026.

Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi mengatakan, keberadaan program subsidi pembelian motor listrik sebanyak Rp 7 juta per unit dan besarnya pasar otomotif Indonesia menjadi daya tarik bagi para investor.

Baca Juga: Motor Listrik Alva Milik Indika Energy (INDY) Mulai Diekspor Juni 2024

Aismoli juga mengklaim, komponen-komponen motor listrik kini semakin banyak yang bisa diproduksi di dalam negeri. Tinggal baterai motor listrik saja yang produksinya masih terbatas. Ini tentu akan mempermudah pabrikan motor listrik baru yang ekspansi di Indonesia. "Sekarang ada 20 lebih merek motor listrik yang memiliki TKDN minimal 40%," kata Budi, Selasa (21/5).

Pasar motor listrik nasional jelas tambah sesak lantaran banyak produsen lokal dan asing yang bermain di sana. Hanya produsen dengan strategi bisnis berkelanjutan serta punya beragam inovasi produk dan layanan yang diperkirakan dapat bertahan di pasar secara jangka panjang.

Di samping itu, konsumen kini diuntungkan karena pilihan motor listrik baru semakin banyak, termasuk yang ikut program subsidi. Mengutip situs Sisapira, ada 19 merek dan puluhan model motor listrik bersubsidi yang bisa dibeli konsumen.

Hingga Selasa (21/5), terdapat 15.109 unit motor listrik bersubdisi yang tersalurkan ke konsumen, atau lebih tinggi dari capaian tahun 2023 yaitu sebanyak 11.532 unit.

Walau begitu, Aismoli tidak menutup mata bahwa sebagian masyarakat masih enggan membeli motor listrik. Penyebabnya macam-macam, seperti keraguan terhadap kualitas produk hingga kemampuan jarak tempuh motor listrik itu sendiri. Maklum, mayoritas masyarakat Indonesia terbiasa memakai motor untuk mobilitas sehari-hari dengan jarak bisa mencapai puluhan kilometer.

Padahal, motor listrik mampu menawarkan biaya operasional yang lebih murah ketimbang motor konvensional. Ambil contoh, motor listrik tidak memerlukan pergantian oli. Biaya pengisian atau penukaran baterai juga lebih rendah daripada pengisian BBM.

"Diperlukan edukasi yang melibatkan semua pihak, termasuk dealer sebagai pihak pertama yang bertemu dengan konsumen," tutur Budi.

Baca Juga: Kekurangan Motor Listrik yang Penting Diketahui, Ada 5 Hal

Selain itu, Aismoli bersama stakeholder terkait juga terus mendorong penambahan charging station dan penukaran baterai di berbagai kota untuk memudahkan para konsumen motor listrik. r

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×