Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten alat berat PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) masih optimistis dengan tren bisnis di sisa tahun 2023. Pihaknya berupaya mempertahankan pendapatan pada tahun ini dapat setara atau mendekati kinerja tahun 2022.
“Kami menilai pendapatan akan sama atau mendekati kinerja pendapatan tahun lalu. Analisa tersebut harus kami dalami kembali setelah mengetahui kinerja kuartal III-2023,” ungkap Wakil Direktur Utama Kobexindo Tractors Martio, kepada Kontan.co.id, Kamis (14/9).
Manajemen KOBX melihat laju bisnis di paruh kedua ini didorong oleh sejumlah faktor, seperti harga batubara yang mencapai US$ 179,90 per ton (HBA Agustus 2023) dan antisipasi permintaan batubara menjelang musim dingin pada kuartal keempat mendatang.
Baca Juga: Kobexindo Tractors (KOBX) Berupaya Perbaiki Kinerja Keuangan pada Sisa Tahun 2023
Martio menjelaskan, pendapatan KOBX pada tahun 2022 mencapai US$ 168,52 juta, angka ini merupakan yang tertinggi sejak KOBX melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juli 2012 lalu. Angka tersebut tumbuh 41,23% yoy dibandingkan FY2021.
Kondisi itu terjadi lantaran melejitnya harga komoditas batubara sejak pertengahan tahun 2021.
Harga batubara yang tinggi, kata dia, mendorong produsen batubara untuk memenuhi kontraknya dengan menambah dan memperbaharui unit-unit alat berat yang dimilikinya. Sehingga berpengaruh terhadap permintaan alat berat yang dimiliki perseroan.
Nah, memasuki tahun 2023, pasar tengah mencari keseimbangan baru setelah pada tahun 2022 harga batubara mencapai puncaknya. Kondisi ini tercermin pada kinerja KOBX pada periode enam bulan pertama 2023.
Baca Juga: Kobexindo Tractors (KOBX) Berupaya Perbaiki Kinerja Keuangan pada Sisa Tahun Ini
Selama periode Januari-Juni 2023, KOBX mencatatkan penurunan pendapatan bersih sebesar 10,26% year on year (yoy) menjadi Rp 1,05 triliun. Kondisi ini sejalan dengan penurunan pendapatan segmen unit alat berat KOBX 16,29% YoY menjadi Rp 770,82 miliar.
Bersamaan dengan itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk KOBX juga berkurang 28,20% YoY menjadi Rp 52,04 miliar.
Meskipun terjadi penurunan secara tahunan atau yoy, kinerja KOBX diklaim tetap mengalami pertumbuhan secara kuartalan. “Pertumbuhan per kuartal masih kuat namun memang tidak sekencang 2022, ketika terjadi puncak permintaan alat berat,” tuturnya.
Untuk diketahui, penjualan unit alat berat KOBX masih didominasi oleh alat berat segmen pertambahan yang porsinya mencapai 70%-80% terhadap total penjualan unit alat berat.
Untuk memaksimalkan penjualan di sektor ini, KOBX berupaya menyediakan alat berat berkualitas agar konsumen dapat memaksimalkan modal yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Baca Juga: Sepanjang 2023, Kobexindo Tractors (KOBX) Bidik Kenaikan Pendapatan Bersih 10%
“Pelaku pertambangan membutuhkan alat berat yang dapat dihandalkan dalam segi daya tahan maupun kesediaan spare part dan jasa perbaikan, sehingga armada batu bara dapat produktif secara maksimal,” jelasnya.
Meski demikian, KOBX juga tetap berupaya melakukan diversifikasi ke segmen non pertambangan. Strategi ini penting dillakukan untuk menciptakan soft landing apabila segmen tambang melemah seperti krisis 2020 lalu, di mana harga batubara sempat menyentuh US$49 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News