Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pemerintah menjamin PT Pertamina (Persero) akan menjadi pemilik utama dalam pengelolaan Blok Mahakam, Kalimantan Timur, pada 2017 mendatang. Selain Pertamina, Pemerintah Daerah juga akan dilibatkan mengelola blok kaya gas yang saat ini masih digarap Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation.
Rudi Rubiandini, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, kepemilikan saham Pertamina dan badan usaha milik daerah (BUMD) di Blok Mahakam diproyeksikan akan mencapai 70%. "Pertamina harus menjadi pemegang kepemilikan utama, sehingga harus minimal 51%. Karena di situ nanti ada BUMD juga, maka bisa sampai 70%," ujarnya, Senin (22/10).
Menurut Rudi, partisipasi daerah dalam pengelolaan lapangan migas diatur dalam PP Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Migas. Rudi mengakui, BUMD setempat memang sudah mengajukan permohonan kepada pemerintah pusat agar ikut dilibatkan dalam pengelolaan Blok Mahakam.
Dia menjelaskan, sejatinya tidak ada aturan jelas seberapa besar partisipasi daerah selama masa eksplorasi lapangan migas. "Sesuai aturan, hak partisipasi daerah mencapai 10%. Tapi, itu, kan, setelah eksplorasi. Karena sekarang masih tahap terminasi, jadi boleh berapa saja," ujarnya.
Rudi menuturkan, pemerintah tidak akan gegabah dengan melepas 100% kepemilikan Blok Mahakam hanya kepada Pertamina dan BUMD. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga produksi gas dari lapangan tersebut. Sejauh ini, rata-rata produksi gas di Blok Mahakam mencapai 2.000 millions of standard cubic feet per day (mmscfd).
Karena itu, pemerintah tetap akan mengajak kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang lama, yakni Total E&P, untuk bergabung dalam kepemilikan baru nanti. "Ini masalah teknis, di mana dalam lima tahun terakhir kontrak produksi gas harus tetap hidup dengan benar, dan dalam lima tahun awal setelah kontrak baru juga harus berjalan dengan benar," jelas dia.
Nah, sebagai pemegang saham utama di Blok Mahakam, pemerintah menyerahkan kewenangan pemilihan kontraktor lama tersebut kepada Pertamina.
"Apakah Total dengan Inpex, atau apakah Total saja, itu terserah. Kan, Pertamina yang akan kawin. Siapa yang bakal ikut, harus punya peran penting untuk kegiatan operasional lapangan," imbuhnya.
Hingga saat ini, lanjut Rudi, sejatinya angka pasti kepemilikan saham di Blok Mahakam masih dalam kajian Pertamina dengan Total E&P selaku operator yang sekarang. "Pertamina dan Total sudah datang ke kami. Dan kami bilang BUMD harus dimasukan," kata Rudi.
Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan bilang, pihaknya masih berbicara intensif dengan Total. "Saat ini pembicaraannya business to business," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News