kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertamina belum berencana terbitkan obligasi baru


Selasa, 06 Oktober 2020 / 17:42 WIB
Pertamina belum berencana terbitkan obligasi baru
ILUSTRASI. Pendanaan masih mencukupi, Pertamina belum berencana menerbitkan obligasi baru di tahun ini.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) belum berencana menerbitkan obligasi baru. Holding perusahaan minyak dan gas bumi (migas) plat merah ini optimistis, tanpa obligasi baru di tahun 2020 sekalipun pendanaan yang dimiliki masih mampu menutupi kebutuhan operasional maupun pembayaran kewajibannya.

"Di sisa tiga bulan tahun 2020 ini, Pertamina tidak memiliki rencana untuk menerbitkan obligasi baru," ungkap Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (6/10).

Kendati begitu, Fajriyah menyatakan, untuk jenis pinjaman lainnya, Pertamina masih harus melihat realiasi belanja modal (capital expenditure/capex). Sebab, untuk menjalankan program dan target perusahaan, Pertamina membutuhkan pendanaan baik yang bersumber dari internal maupun eksternal. Sehingga, pendanaan akan disesuaikan dengan kebutuhan Pertamina dari sisi operasional dan pemenuhan kewajiban.

"Hal ini selalu dilakukan secara prudent dan profesional.  Dari sisi besaran rasio keuangan, misalnya debt to EBITDA dan debt to equity tetap dijaga dengan baik dan tetap diupayakan dalam kontrol yang wajar sebagai perusahaan yang sehat," sebut Fajriyah.

Baca Juga: Sudah punya 14 aset migas di luar negeri, Dirut Pertamina beri sinyal tambah akuisisi

Kata dia, arus kas juga dikelola agar dapat memenuhi kebutuhan operasional maupun kebutuhan pembayaran seluruh kewajiban. Pada awal tahun 2020, Pertamina telah melakukan pembelian kembali alias buyback obligasi yang akan jatuh tempo pada tahun 2021 sebesar US$ 608 juta.

Dengan demikian, outstanding Pertamina tersisa sebesar US$ 391 juta. "Untuk pembayarannya, telah dipastikan Pertamina mampu membayar seluruh kewajiban yang ada dan juga sudah dilakukan pencadangan secara konsisten," ujar Fajriyah.

Asal tahu saja, sebelumnya Pertamina memiliki utang jatuh tempo dalam waktu dekat. Tercatat, Pertamina memiliki obligasi global senilai US$ 1 miliar yang terbit pada 23 Mei 2011 lalu. Obligasi dengan kupon sebesar 5,25% tersebut akan jatuh tempo pada 23 Mei 2021.

Selain buyback, kata dia, pada 2020 ini Pertamina memiliki sejumlah inisiatif untuk mengatasi kondisi keuangan. Antara lain dengan prioritasi rencana investasi dan melakukan penghematan biaya operasional hingga 30%. Sedangkan untuk anggaran capex telah dipangkas sebesar 23%.

"Secara umum, aspek keuangan di monitor oleh Dewan Komisaris dan Kementerian BUMN sebagai pemegang saham. Begitu pula mekanisme yang dilakukan tetap mengacu pada regulasi yang ada," imbuh Fajriyah.

Selanjutnya: Pertamina yakin target produksi minyak 1 juta barel per hari dapat terwujud di 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×