kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina berkomitmen percepat industri kendaraan listrik di Indonesia


Sabtu, 13 Februari 2021 / 09:47 WIB
Pertamina berkomitmen percepat industri kendaraan listrik di Indonesia
ILUSTRASI. Karyawan mengganti baterai sepeda motor listrik di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.


Reporter: Dimas Andi, Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) menegaskan bahwa perusahaan bersama BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Holding (IBH) serius dan fokus dalam pengembangan ekosistem Electrical Vehicle (EV) di Indonesia dengan mempercepat pembangunan EV Battery.

Dalam rangka pengembangan ekosistem dan pembangunan EV battery di Indonesia, BUMN akan menjalankan tujuh tahapan penting, yakni mining, refining, precursor plant, cathode plant, battery cell, battery pack, dan recycling.

Pertamina akan bergerak pada empat lini tengah yakni, precursor, cathode, battery cell, dan battery pack. Sementara pada tahap recycling, Pertamina akan bersinergi dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Adapun di sektor hulu, akan menjadi lingkup kerja PT Antam Tbk bersama PT Inalum. 

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, Pertamina akan memastikan tahapan dan langkah dalam pengembangan EV Battery berjalan dengan baik. Pada tahun 2021, Pertamina beserta tiga BUMN lainnya akan membentuk perusahaan patungan (Joint Venture) Indonesia Battery Corporation/IBC. 

Baca Juga: Dirut MIND ID usulkan nikel kadar rendah dibebaskan dari pajak

Pertamina juga sudah bekerjasama dengan dua perusahaan global dan sedang menjajaki kerja sama dengan perusahaan lainnya.

“Pengembangan industri baterai yang potensi besar di Indonesia itu ada dua yakni untuk mobility, khususnya two wheels atau motor yang potensinya lebih cepat dibandingkan four wheels,” katanya dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Sabtu (13/2).

Yang kedua adalah Energy Storage System (ESS). Menurutnya, peluang pengembangan ESS ini cukup besar di Indonesia, karena terdapat potensi untuk menjaga kehandalan suplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

"ESS ini pasar yang besar. Sehingga di masa depan, Pertamina pun akan masuk ke sana,” imbuh Nicke.

Terkait PLTS, sebagai pionir, Pertamina telah membangun PLTS di Kilang Badak dengan kapasitas 4 MW. Kemudian dilanjutkan konstruksi PLTS beberapa area kilang lainnya seperti di Dumai dan Cilacap serta Sei Mangkei. 

Akhir tahun lalu, Pertamina pun berhasil memasang Solar Rooftop di 63 SPBU. Upaya ini akan terus berlanjut ke tahun-tahun berikutnya dengan target seluruh SPBU dan fasilitas operasional Pertamina lainnya di seluruh Indonesia.

Selanjutnya: Rivian, perusahaan mobil listrik pesaing Tesla berencana IPO tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×