Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
Buka peluang di daerah lain
Lebih lanjut, Fajriyah menyampaikan, Pertamina membuka peluang untuk memperluas program pemotongan harga Pertalite tersebut ke daerah lainnya. Namun, perlu ada persetujuan terlebih dulu dari Pemda dan koordinasi dengan pemerintah pusat.
Menurut dia, sudah ada sejumlah daerah yang menunjukkan minatnya dan sedang melakukan koordinasi. Sayangnya, Fajriyah masih belum membeberkan berapa daerah mana saja. Yang jelas, masih berada di wilayah Jawa dan Bali.
"Daerah lainnya masih dikoordinasikan dengan pemerintah pusat maupun Pemda masing-masing. Kami tetap harus koordinasi dengan Pemda setempat. Masih seputar Jawa dan Bali," ungkap dia.
Fajriyah menegaskan, selama program ini berlangsung, Pertamina masih tetap menyalurkan Premium sesuai dengan penugasan. "Ini lebih ke edukasi memberi custumer experience menggunakan BBM, yang Premium ke Pertalite. Kami tidak menghapuskan, Denpasar dan Tangsel masih ada Premium," sebutnya.
Baca Juga: Harga Pertalite di Tangsel turun, tak akan ungkit daya beli
Merujuk pada pemberitaan sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan bahwa pemerintah akan menghapus BBM jenis Premium secara bertahap. Saat ini, katanya, Indonesia menjadi satu dari lima negara di dunia yang masih menggunakan BBM sejenis Premium yang memiliki RON rendah.
"Dan Indonesia termasuk negara besar yang masih menggunakan (Premium). Jadi program (penghapusan Premium) kita akan lakukan bertahap," kata dia dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (2/9) lalu.
Kata dia, Pertamina telah menggelar program uji coba untuk menggantikan Premium dengan Pertalite di Bali. Meski tak membeberkan hasilnya secara detail, tapi Arifin menyampaikan bahwa uji coba tersebut menjadi bahan kajian untuk menerapkan program serupa di wilayah lainnya.
Arifin bilang, ada 4 daerah lagi akan akan menjalani uji coba penggantian Premium. "Ke depan kami akan menyiapkan, bahwa Jawa, Madura dan Bali ini bisa diimplementasikan," pungkas Arifin.
Selanjutnya: Harga minyak mentah acuan kembali melemah terseret rencana produksi Libya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News