Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Meski Menteri ESDM Ignasius Jonan sudah merestui Total EP Indonesie untuk mendapatkan 39% saham di Blok Mahakam melalui sebuah surat resmi. PT Pertamina tidak terpengaruh, sebab pada akhirnya akan diselesaikan melalui proses business to business (B to B), apalagi bukan saja Total EP yang akan menjadi satu-satunya patner di Blok Mahakam, ada beberapa perusahaan migas jumbo yang juga siap menjadi patner Pertamina di Blok Mahakam.
Seperti diketahui sebelumnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan telah secara resmi mengizinkan PT Pertamina (Persero) untuk melakukan penjualan saham alias share down maksimal sebesar 39% di Blok Mahakam. Pemerintah bahkan telah menyiapkan surat keputusan terkait share down Blok Mahakam.
Namun Pertamina yang akan menjadi operator Blok Mahamam pada 1 Januari 2018 nanti nyatanya mengaku belum menerima surat keputusan tersebut. "Sejauh yang saya tahu, enggak ada surat yang ditujukan ke Pertamina terkait perubahan share down,"ungkap Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam, ke KONTAN pada Selasa (26/12).
Sebelumnya share down Blok Mahakam disesuaikan dengan keputusan Menteri ESDM sebelumnya Sudirman Said, yang memutuskan share down Blok Mahakam maksimal hanya sebesar 30%. Sementara Menteri ESDM saat ini, Ignatius Jonan, dan Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar, kompak menginginkan share down Blok Mahakam maksimal 39%.
Biarpun begitu, Pertamina tampaknya tidak ambil pusing dengan masalah persentase share down Blok Mahakam. ketimbang meributkan soal persentasi share down, Alam justru fokus pada proses business to business (B to B) yang akan dilakukan Pertamina dengan calon patner di Blok Mahakam. "Prosesnya kan tetap diutamakan secara B to B dan tentu aspeknya bukan hanya besaran prosentasinya,"jelas Alam.
Apalagi sejauh ini Alam bilang sudah ada beberapa perusahaan yang berminat bergabung dengan Pertamina di blok tersebut. "Ada beberapa perusahaan yang sudah menyampaikan minat untuk masuk ke Mahakam,"tegas Alam.
Sejauh ini pemerintah telah menyebut nama Total E&P Indonesie yang masih berminat masuk di Blok Mahakam pasca 2017. Total adalah operator Blok Mahakam saat ini. Selain itu Inpex Corporation juga disebut ingin memiliki saham di Blok Mahakam pasca 2017. Perusahaan asal Jepang ini juga pemegang saham di Blok Mahakam saat ini.
Di luar Total dan Inpex, ada juga perusahaan asal Uni Emirat Arab, Mubadala Petroleum. Mubadala telah menyampaikan minatnya untuk berpatner dengan Pertamina di Blok Mahakam.
Untuk bisa berpatner dengan Pertamina, Perusahaan migas tersebut tentunya harus menyiapkan dana yang cukup untuk membeli saham di Blok Mahakam. Dari hasil perhitungan terhadap aset di permukaan (surface) Blok Mahakam pada awal tahun ini, SKK Migas menyatakan nilai aset Blok Mahakam posisi 31 Desember 2017 sebesar US$ 3,45 miliar.
Di sisi lain, untuk mengeoperasikan Blok Mahakam pada tahun depan, Pertamina sudah menganggarkan dana sebesar US$ 1,8 miliar. Dana tersebut digunakan untum investasi sebesar US$ 700 juta dan dana operasi sebesar US$ 1,1 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News