kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pertamina dan PGN diminta fokus di core bisnis


Senin, 12 Mei 2014 / 15:13 WIB
Pertamina dan PGN diminta fokus di core bisnis
ILUSTRASI. Jujutsu Kaisen Season 2 Bakal Tayang Juli 2023, Memperkenalkan Dua Karakter Baru ini


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang meminta supaya PT Pertamina (Persero) melepas saham Pertamina Gas (Pertagas) dan mengalihkan ke PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memang dibantah oleh Dahlan Iskan.

Namun menurut Kepala Pengkajian Energi Universitas Indonesia, Iwa Garniwa langkah tersebut sebaiknya direalisasikan. Sebab bisa membuat kinerja Pertamina lebih solid di sektor minyak.

"Itu sudah pas, sekarang ini memang perusahaan negara harus benar-benar fokus di bidang masing-masing," tegas Iwa (11/5).

Sebelumnya beredar bocoran surat instruksi dari Dahlan Iskan di kalangan wartawan. Di dalam surat tersebut ada dua arahan yang dikeluarkan. "Pertama, kami (Kementerian BUMN selaku pemegang saham Pertamina) mengambil kebijakan melakukan integrasi PT Pertamina Gas ke dalam PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk. Kedua, berkenaan hal tersebut, kami selaku pemegang saham PT Pertamina memutuskan agar Pertamina melepas seluruh saham Pertamina pada Pertagas ke PT PGN,” begitu bunyi penggalan surat tersebut.

Iwa menuturkan, selama ini dari sisi kinerja, Pertamina juga masih kalah dibandingkan dengan perusahaan minyak negara tetangga, seperti Petronas. Urusan eksplorasi juga kurang gereget. Ini masih ditambah lagi dengan tidak kunjung tersedianya kilang.

Akhirnya, meski produksi minyak sesekali berlebih, kadang tidak bisa diproses sehingga lagi-lagi harus diekspor. "Pertamina tidak berinvestasi untuk eksplorasi. jadi dia hanya dapat kontrak saja. Dengan lebih fokus harapannya, lifting bisa meningkat, jangan lupa pengolahan minyak saja minim. Sudah cukup lama kita tidak punya kilang pengolahan minyak, akhirnya ekspor, " tegasnya.

Iwa menjelaskan, mengintegrasikan Pertagas ke PGN memang sangat tepat dan juga memang sangat ideal dilakukan dan bisa diwujudkan. Meski, harus diakui, tidak mudah karena pasti ada ego-ego di Pertagas.

"Saya pikir sangat bisa diintegrasikan. Sekarang harus ada kejelasan pasokan gas untuk semua perusahaan seperti pupuk dan lain-lain dan PGN punya peran itu," tandasnya.

Porsi kewenangan PGN juga bisa diperbesar karena ini dilakukan untuk kepentingan negara, untuk kebutuhan orang banyak. Untuk itu, harus ada dukungan seperti infrastruktur gas.

Menurut Iwa agar agar infrastruktur gas itu bisa dibangun dan dikelola dengan maksimal akan lebih bagus kalau Pertagas kemudian terkelola lebih maksimal. Pertamina sebagai induk dari Pertagas, sudah tak perlu lagi mengurusi hilir gas dan fokus pada upaya untuk menaikkan lifting minyak. Ini juga langkah untuk menyelamatkan Pertamina dari para broker gas.

Selama ini, banyak dari broker gas yang mendapatkan gas dari PT Pertagas, anak usaha PT Pertamina (Persero). Hal ini dinilainya bukan merupakan bisnis gas yang baik karena tidak mengembangkan infrastruktur gas. “Harusnya para broker yang beli gas dari Pertagas itu juga bangun infrastruktur dalam rangka melengkapi infrastruktur gas di Indonesia," katanya. (Sanusi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×