Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) menyiapkan strategi agresif untuk menggenjot produksi dan lifting minyak nasional dalam lima tahun ke depan. Salah satu fokus utamanya ialah pengembangan 23 lapangan baru yang telah teridentifikasi sebagai temuan (discovery) dan siap masuk tahap penyiapan rencana pengembangan (PoD).
Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini mengungkapan, peningkatan produksi akan ditempuh melalui kombinasi pengeboran, intervensi sumur tua, eksplorasi, hingga teknologi peningkatan perolehan minyak (EOR dan CEOR).
Baca Juga: Integrasi Hilir Pertamina: Respon Cepat Tekanan Margin Kilang Global
“Ada kurang lebih 4.000 sumur akan kita lakukan bor untuk pengembangan,” ujar dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (19/11/2025).
Pertamina saat ini menghadapi tantangan penurunan alamiah (natural declining) produksi sebesar 21%–24% per tahun. Untuk menahan laju penurunan tersebut, Pertamina menyiapkan pengeboran 4.300 sumur workover serta sekitar 156.000 kegiatan intervensi sumur yang mencakup well intervention dan well services.
Selain itu, Pertamina juga memprioritaskan pengembangan lapangan baru. Dari 23 lapangan discovery, terdapat 10 lapangan dengan PoD kurang dari dua tahun dan 13 lapangan dengan PoD lebih dari dua tahun. Seluruh proyek ini ditargetkan berjalan dalam periode 2026–2030.
Baca Juga: Produksi Migas Pertamina Hulu Energi Capai 1,03 juta Barel Setara Minyak per Hari
Untuk menopang peningkatan lifting, Pertamina menggenjot penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR) dan Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR). Ada 16 proyek EOR dan CEOR yang ditargetkan on stream hingga 2030, antara lain CEOR Lapangan Minas A dan C, Zulu Primary dan NDD, serta proyek di Lapangan Krisna dan Rama.
Pertamina juga memperluas strategi melalui pengembangan minyak nonkonvensional (MNK), optimalisasi hak konsesi, penyesuaian ketentuan fiskal, dan pembentukan entitas MNK. Berbagai skema kemitraan terus dibahas bersama SKK Migas, termasuk appraisal teknologi multi-stage fracturing.
Dari sisi eksplorasi, Pertamina menargetkan 134 sumur eksplorasi dibor sepanjang 2026–2030, sesuai rencana jangka panjang perusahaan (RJPP).
“Optimasi biaya juga terus diupayakan agar efisiensi dan efektivitas tercapai, sekaligus memaksimalkan potensi lapangan migas marginal,” pungkas Emma.
Baca Juga: Pertamina Proyeksikan Laba Bersih Tembus Rp 54 Triliun pada Akhir 2025
Selanjutnya: Lolos Sandbox OJK, GORO Siap Perkuat Tokenisasi Properti
Menarik Dibaca: 7 Dampak Minum Soda Terlalu Banyak Bagi Tubuh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













