Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), Regional Kalimantan Subholding Upstream Pertamina melaporkan operasional pengeboran sumur migas lepas pantai.
Tiga sumur di Wilayah Kerja East Kalimantan & Attaka berhasil diselesaikan hanya dalam 82 hari, lebih cepat dari rencana awal.
Ketiga sumur tersebut, yakni STA-37, STA-38, dan STA-39, berada di wilayah Daerah Operasi Bagian Utara (DOBU) Kalimantan Timur dan diselesaikan secara bertahap antara Maret hingga Mei 2025.
Baca Juga: Pertamina Sudah Teken MoU Pembelian Minyak dan LPG dari AS
Drilling Manager PHKT Zona 10 Subholding Upstream Pertamina, Ted S. Pelawi menyampaikan, kegiatan pengeboran sumur-sumur baru dilakukan sebagai langkah strategis Perusahaan dalam mempertahankan tingkat produksi pada lapangan-lapangan migas yang sudah mature.
“Kami menerapkan inovasi, teknologi, serta praktik-praktik engineering terbaik yang dapat meningkatkan keselamatan, kecepatan, dan efisiensi biaya pengeboran,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Selasa (8/7).
Menurutnya, proyek pengeboran STA Platform merupakan salah satu yang paling kompleks di area DOBU, di mana sejak fase awal Rig Move In (RMI) sudah menghadapi kondisi lapangan yang cukup menantang.
Baca Juga: BBM Diesel Naik Harga, Bandingkan Harga di Pertamina, Shell, BP & Vivo Rabu (9/7)
Ketiga sumur dirancang dengan lintasan lateral dari titik permukaan mengarah ke target reservoir. Pengeboran Sumur STA-38 menggunakan desain 3D S-curve karena memiliki profil lintasan yang cukup menantang. Hal ini menuntut tingkat presisi dan keahlian tinggi dalam pengeboran directional drilling.
Begitu juga dengan Sumur STA-37 yang memiliki target cukup jauh dari platform sehingga harus dilakukan directional drilling sepanjang 6.000 ft.
Tantangan teknis lainnya adalah risiko tabrakan (collision risk) antara lintasan sumur baru dengan sumur-sumur yang sudah ada (eksisting) di bawah tanah. Di area STA Platform, terdapat setidaknya 14 sumur aktif dengan jalur bawah tanah yang sangat berdekatan.
Potensi risikonya antara lain kerusakan struktur sumur, blowout (kehilangan kendali tekanan) sehingga pengeboran harus dilakukan dengan akurat.
Baca Juga: Surya Tri Harto Ditunjuk Jadi Direktur Utama Pertamina International Shipping (PIS)
Selama pengeboran, lintasan aktual sumur dipantau secara real-time melalui teknologi Measurement While Drilling (MWD), disertai koreksi lintasan dan survei berkala pada setiap stand, untuk memastikan bahwa jalur pengeboran tetap sesuai dengan desain awal
Selanjutnya: Obligasi Korporasi Masih Diminati Meski Yield Turun
Menarik Dibaca: iPhone 11 Harga Juli 2025 Tampil dengan Fitur Unggulan, Ada Fitur Kamera Ganda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News