kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina Kaji Ekspansi Ekspor Amonia Hijau ke Jepang


Senin, 22 Mei 2023 / 19:00 WIB
Pertamina Kaji Ekspansi Ekspor Amonia Hijau ke Jepang
ILUSTRASI. Gedung kantor pusat Pertamina di Jakarta Pusat.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina melalui Pertamina Power Indonesia mengkaji potensi ekspor amonia hijau (green ammonia) ke Jepang karena kebutuhan energi bersih alternatif ini sangat besar di sana.  

Director of Strategic Planning & Business Development PT Pertamina Power Indonesia Fadli Rahman menjelaskan, potensi energi baru terbarukan (EBT) di Tanah Air sangat banyak baik itu air (hydro) maupun panas bumi (geothermal).

Adapun khusus untuk panas bumi, sejatinya bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal, seperti menghasilkan green hydrogen dan green ammonia sehingga menghasilkan energi yang lebih bersih.

Baca Juga: Tertua di Indonesia, Area Geothermal Kamojang Jadi yang Terbaik

Fadli bilang, Pertamina melalui PT Pertamina Geothermal Energy memiliki beberapa wilayah kerja (WK) panas bumi yang akan dimaksimalkan baik itu dari sisi energi maupun listrik nasional.

“Saat ini di pasar ekspor ke Jepang kebutuhan green ammonia sangat tinggi mulai 2028-2030. Nah kenapa tidak kita manfaatkan potensi yang ada untuk kerja sama dengan Jepang itu yang kita dorong,” jelasnya dalam acara di Hotel Kempinski Jakarta, Senin (22/5).

Saat ini kebutuhan green ammonia di Jepang sangat besar, bisa mencapai 30 juta ton per tahun. Sedangkan kapasitas amona hijau Pertamina saat ini baru sebesar 1 juta ton per tahun.

“Jadi masih kecil dibandingkan kebutuhan di sana. Artinya apa? Marketnya akan ada jadi kita akan secure market sedari dini,” terang Fadli.

Nantinya Pertamina akan mendorong ekspor green ammonia ke Jepang bekerja sama dengan sejumlah perusahaan dari Negara Sakura.

Baca Juga: Produksi Migas Naik, Pertamina Hulu Energi Kantongi Laba Rp 69,03 Triliun Tahun Lalu

Saat ini proses yang sedang dilakukan Pertamina ialah studi kelayakan (feasibility study) WK Geothermal di Sulawesi Utara yakni di Lahendong, Tompaso, dan Kotamobagu. Adapun FS ini diharapkan bisa selesai di tahun depan.

Melalui studi awal, Pertamina mendapatkan gambaran estimasi investasi yang dibutuhkan hingga US$ 8 miliar hingga US$ 10 miliar untuk investasi pengembangan amonia hijau jangka panjang hingga akhirnya bisa melakukan ekspor.

Meski ada prospek cerah ke Jepang, Fadli menegaskan, Pertamina akan memprioritaskan ketahanan energi di Indonesia. Namun, ketika harga amonia hijau di domestik tidak terjangkau, Pertamina akan mendorong ekspor.

In the end ini menguntungkan Indonesia juga pendapatan energi, perpajakan, dan sebagainya. Jadi nomor satu tetap masyarakat Indonesia kedua baru pasar luar negeri,” tegasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×