Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina kian dekat untuk mengambil alih 35% saham Shell di Blok Masela.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menjelaskan, proses negosiasi antara Pertamina dan Shell kini masih berlanjut.
"Informasinya, tanpa menyebut angka waktu itu dikatakan ini sudah dekat. Namanya negosiasi pasti ada naik ada turun, diharapkan segera berjalan," jelas Dwi dalam Konferensi Pers Kinerja Hulu Migas 2022 dan Target 2023, Rabu (18/1).
Dwi mengharapkan agar Pertamina dapat mencapai kesepakatan dan menggantikan Shell di Blok Masela.
Baca Juga: Masih Dibahas, Pertamina Belum Capai Kesepakatan di Blok Masela
Dwi pun tak menampik soal adanya minat perusahaan migas lain untuk ikut serta dalam Proyek Masela. Meski demikian, menurutnya dengan kondisi saat ini maka Pertamina mungkin akan masuk sendiri terlebih dahulu.
"Mudah-mudahan Pertamina deal sehingga yang lain-lain bisa join di sana. Tentu tergantung Pertamina sendiri dan Inpex sebagai operator," kata Dwi.
Di sisi lain, Inpex disebut sudah menyatakan kesediaan untuk melanjutkan proyek dimana saat ini implementasi CCS/CCUS akan dikaji. Adapun, untuk tahun ini ada sejumlah target yang ditetapkan antara lain merampungkan seluruh survei, menuntaskan AMDAL serta merampungkan tender Front End Engineering Design (FEED).
Sebelumnya, PT Pertamina memastikan pembahasan untuk alih kelola 35% saham Shell di Blok Masela masih berlangsung.
"Masih pembahasan," ungkap Sekretaris Perusahaan Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina Arya Dwi Paramita kepada Kontan, Senin (16/1).
Baca Juga: SKK Migas: Akuisisi 35% Saham Shell di Masela Masih Berproses
Jadwal Onstream Masela Mundur
Dwi menjelaskan, jadwal onstream Blok Masela diproyeksikan akan mundur dari target semula di tahun 2027.
"Kita mengacu pada waktu yang hilang saja karena pandemi yang kita tahu kira-kira 2 tahun praktis tidak ada aktivitas di sana," ungkap Dwi.
Dengan demikian, Blok Masela diproyeksikan baru akan onstream pada 2029 mendatang sembari menanti kajian untuk revisi rencana pengembangan alias Plan of Development (POD).
Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo mengungkapkan, review rencana pengembangan perlu dilakukan karena akan memasukkan implementasi CCS/CCUS pada proyek tersebut.
"Seandainya itu sudah selesai kita akan mulai ulang proyeknya untuk kembali tancap gas," pungkas Wahju.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News