Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Pertamina (persero) mencatat penjualan Pertalite sepanjang 2016 sebanyak 5,8 juta Kiloliter (KL). Ini menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap bahan bakar dengan RON 90 tersebut.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan Pertalite merupakan bagian dari inovasi produk Pertamina. Peluncuran Pertalite dilakukan karena adanya kebutuhan pelanggan dan perkembangan teknologi kendaraan.
“Lahirnya Pertalite yang kini menjadi produk bahan bakar favorit masyarakat dan bahkan menjadi Product of the Year 2016 merupakan buah dari inovasi Pertamina, di mana seluruh manajemen Pertamina sangat mendukung kemunculan dari produk dengan RON 90 tersebut,” kata Wianda dalam siaran pers pada Senin (13/2).
Sebagai produk resmi Pertamina, Pertalite menjadi pilihan baru bagi konsumen yang memiliki ekspektasi spesifkasi lebih tinggi namun dengan harga yang relatif terjangkau. Pertamina mengklaim produk Pertalite memiliki kualitas yang baik karena di blending facilities dengan proses yang memenuhi kaidah dan standar industri dan pengendalian mutu yang terjamin.
Untuk proses pembuatan pada blending facilities, pencampuran dilakukan dengan dua teknik, pertama inline blending yaitu melalui pipa pengisian BBM ke tangki di New Gantry System dengan komposisi tertentu dan kedua in tank blending atau proses pencampuran dilakukan di dalam tangki penimpunan.
“Dalam proses pengujiannya kami melibatkan Gaikindo dan lembaga konsumen serta tim penguji independen, yaitu Institut Teknologi Bandung. Artinya, Pertamina sangat serius dan menjamin kualitas produk Pertalite yang diproduksikan dan dipasarkan kepada konsumen,” ungkap Wianda.
Penerimaan pasar terhadap Pertalite juga luar biasa besar. Pada Januari 2016, Pertalite masih terjual sekitar 3.500 KL per hari, namun pada Desember penjualan mencapai sekitar 33.000 KL per hari. “Sepanjang tahun lalu total volume penjualan Pertalite mencapai 5,8 juta KL. Hingga saat ini penjualan Pertalite terbukti terus mengalami tren peningkatan,” terangnya.
Pertalite, bersama dengan Pertamax Series pun diklaim Pertamina telah menggerus penjualan Premium dari semula di kisaran 80.000 KL per hari menjadi sekitar 45.000 KL per hari. Penurunan tersebut, katanya, terjadi secara alamiah karena adanya pergeseran pola konsumsi bahan bakar di masyarakat konsumen.
“Sekarang jika melihat SPBU Pertamina, banyak konsumen ramai menunggu giliran pengisian pada dispenser Pertamax dan Pertalite. Pemandangan seperti itu terjadi di hampir semua SPBU, kendati Premium masih disediakan,” imbuh Wianda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News