kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,07   -9,47   -1.04%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina klaim volume tumpahan minyak di perairan Karawang tinggal 10%


Kamis, 01 Agustus 2019 / 21:20 WIB
Pertamina klaim volume tumpahan minyak di perairan Karawang tinggal 10%


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) mengatakan volume tumpahan minyak (oil spill) sumur YYA-I yang terjadi di perairan Karawang tinggal 10% dari tumpahan minyak pertama yang diperkirakan mencapai 3.000 barel per hari.

"Kalau dilihat dari tumpahan minyak tinggal 10% dari yang pertama, ini secara volume. Tetapi upaya kami tidak surut, kami terus lakukan upaya supaya ini tidak memberikan dampak ke masyarakat," ujar Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati, Kamis (1/8).

Nicke menerangkan, berbagai upaya yang sudah dilakukan PT Pertamina supaya dampak tumpahan minyak tersebut tidak sampai ke daratan. Dia mengatakan, PT Pertamina memaksimalkan penanganan di tengah laut terlebih dahulu.

Baca Juga: Walhi tunggu iktikad baik Pertamina soal tumpahan minyak mentah di perairan Karawang

Sementara itu Direktur Hulu PT Pertamina  Dharmawan Samsu menjelaskan, terdapat 9 area terdampak di wilayah Karawang dan 2 area terdampak di wilayah Bekasi.

Dia mengatakan, Pertamina terus melakukan perkembangan supaya titik pantai yang terdampak bersih. Bahkan, dilakukan 7 lapis proteksi yang dikembangkan di daerah yang terdampak.

Di layer pertama, di sekitar anjungan YYA-I, dibentangkan 2.450 meter static oil boom sehingga tumpahan minyak tetap berad di lingkungan anjungan.

Baca Juga: Kontraktor Sumur Migas Pertamina yang Bocor di ONWJ Diminta Bertanggungjawab

Selanjutnya, di layer 2 ditempatkan movable oil boom (dynamic oil boom) untuk mengejar tumpahan minyak yang lolos dari lapisan pertama, sementara layer ketiga merupakan pengulangan dari layer kedua untuk mengejar tumpahan minyak yang lolos dari lapisan ketiga.

Layer keempat ditempatkan di area KLA atau anjungan yang memiliki awak. Menurut Dharmawan, tumpahan minyak harus dipastikan tidak sampai ke area tersebut. "Kalau ada, harus diangkat segera," katanya.

Penanganan di layer lainnya pun dilakukan melalui air surveillance dan air combat dan layer terakhir dilakukan mendekati anjungan Bekasi dan sebagainya.

Baca Juga: Walhi sebut tumpahan minyak Pertamina telah sampai Kepulauan Seribu

Tak hanya itu, Pertamina juga menyiapkan 3 oil skimmer untuk mengangkat dan menyedot tumpahan minyak dan memasukkan ke kontainer yang tersedia. Sampai saat ini Pertamina juga memiliki 39 kapal untuk menampung sementara oil spill, parol, dan standby firefighting.

Lebih lanjut, Nicke mengatakan, untuk memastikan tidak ada tumpahan minyak maupun gas, pihaknya pun akan mematikan sumur dengan dibantu oleh perusahaan yang berpengalaman.

Nicke pun memastikan, pihaknya akan melakukan perbaikan baik secara sosial maupun lingkungan. Mereka pun akan memberikan ganti rugi kepada setiap pihak yang terdampak. "Ganti rugi sedang kami lakukan dengan prosedur yang ada," tuturnya.

Baca Juga: Petani garam tidak panen selama seminggu akibat kebocoran minyak Pertamina

Berdasarkan roadmap jangka panjang penanggulangan dampak tumpahan minyak ini terbagi atas 4 tahap.

Pertama, tahap penanggulangan mulai Juli sampai Agustus 2019, tahap pemulihan mulai September hingga November, tahap pasca pemulihan mulai pada Desember, dan tahap rutin pada Januari 2020 sampai seterusnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×