Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
“Kita hitung dengan MOPS rata-rata 3 bulan terakhir ada di US$ 98 per barrel, kurs Rp 14.350 (per dolar AS), menggunakan formula sesuai KepMen 62/2020 dengan margin 1.800 maka harga dasarnya Rp 11.709 per liter.
Ditambah PPN 10% dan PBBKB 5% maka didapatkan 13.465. Ditambah margin 5% saja sudah di angka 14.139 per liternya,” terang Mamit.
Mamit menilai, opsi menaikkan harga Pertamax merupakan opsi yang tepat untuk meringankan beban Pertamina di tengah gejolak harga minyak mentah. Terlebih, Pertamax masuk ke dalam kategori Jenis BBM Umum (JBU) yang tidak mendapatkan bentuk kompensasi apapun dari pemerintah.
Senada dengan Mamit, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro juga menilai bahwa harga Pertamax yang berlaku saat ini berada di bawah harga ideal.
“Untuk referensi sederhana adalah menggunakan acuan harga pesaing Pertamina. Harga pesaing saya kira dalam tingkatan tertentu merefleksikan harga wajar,” tutur Komaidi.
Baca Juga: Begini Dampak Bagi Industri Logistik di Indonesia Jika Harga Pertamax Disesuaikan
Menurut Komaidi, harga Pertamax seharusnya mengikuti praktik bisnis umum dalam artian harganya ikut naik ketika harga minyak mentah naik dan sebaliknya. Di sisi lain, kenaikan harga Pertamax menurut Komaidi juga tidak akan menimbulkan dampak multiplier effect yang terlalu besar.
“Harusnya kalaupun ada (multiplier effect) tidak terlalu besar Mas. Pertamax tidak terkait langsung dengan proses produksi dan distribusi barang dan jasa. Konsumen Pertamax umumnya mobil pribadi, sehingga inflasi akan terkena dan berhenti pada pemilik kendaraan pribadi yg menggunakan Pertamax,” jelas Komaidi.
Dihubungi terpisah, Head of Investor Relations PT Blue Bird Tbk (BIRD), Michael Tene mengatakan, kenaikan harga Pertamax, jika diberlakukan, tidak akan memengaruhi kegiatan operasional armada taksi BIRD.
“Armada taksi kami menggunakan Pertalite, sehingga kenaikan harga di Pertamax tidak akan mempengaruhi operasi kami,” kata Michael kepada Kontan.co.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News