Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) mulai menyasar sejumlah peluang potensial lewat pengembangan petrokimia di tengah bayang-bayang penurunan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) akibat corona.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan, upaya pengembangan petrokimia salah satunya terjalin lewat rencana kerjasama dengan PT Kimia Farma Tbk (KAEF).
"Kerjasama ini sedang bersama-sama dijajaki dan dikaji oleh Pertamina dan Kimia Farma melalui studi untuk memformulasikan bahan petrokimia turunan dari industri migas yang bisa menjadi bahan dasar industri farmasi," tutur Fajriyah kepada Kontan.co.id, Jumat (24/4).
Baca Juga: Konsumsi BBM Turun Akibat PSBB & Larangan Mudik
Rencana pengembangan Petrokimia ini sebelumnya disampaikan langsung oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam agenda RDP Virtual bersama Komisi VII DPR RI.
Nicke menilai, kondisi pandemi corona membuat pihaknya memetakan dua peluang bisnis yang dapat bertahan ditengah kondisi bencana. Kedua bisnis tersebut yakni farmasi dan logistik.
"Ada dua industri yang akan terus tumbuh (di tengah situasi bencana) yaitu farmasi dan logistik," ungkap Nicke, pekan lalu.
Kendati demikian, Pertamina belum bisa mengemukakan lebih jauh seputar nilai transaksi kerjasama ini sebab masih dalam proses diskusi kedua belah pihak.
Yang terang, Fajriyah memastikan kesiapan kilang milik Pertamina dalam mengolah petrokimia sebagai bahan kimia dasar penunjang kebutuhan farmasi.
Selain itu, Pertamina juga tidak menutup kemungkinan menjajaki peluang kerjasama lainnya di tengah situasi pandemi ini.
"Ya tidak menutup kemungkinan (peluang kerjasama lainnya). Pertamina kan sekarang sudah mayoritas di TPPI yang memang khusus mengolah petrokimia," jelas Fajriyah.