Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) II Sumbagsel memastikan penyaluran dan ketersediaan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) untuk masyarakat dalam kondisi aman.
Unit Manager Communication, Relations & CSR Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), Umar Ibnu Hasan, mengungkapkan pasokan BBM dan LPG saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Untuk menghadapi lonjakan permintaan BBM dan LPG, Pertamina MOR II Sumbagsel yang wilayahnya meliputi Provinsi Sumatra Selatan, Lampung, Bengkulu, Jambi dan Kepulauan Bangka Belitung terus melakukan pengamanan dan pemantauan suplai, distribusi, serta penjualan BBM dan LPG.
Umar menyampaikan, Pertamina akan terus menjalin koordinasi dengan internal dan eksternal guna menunjang kelancaran pasokan energi, dengan memperkuat stok, memantau kondisi di lapangan, serta melihat potensi pergerakan masyarakat ke lokasi tujuan mudik atau tempat wisata.
Baca Juga: Kemenkop UKM ungkap pendaftar Banpres Produktif membludak hingga 28 juta pelaku usaha
Jika masih diperlukan, sambung Umar, penyaluran BBM maupun LPG akan terus ditambah sesuai dengan kebutuhan. Sementara untuk produk subsidi dan penugasan tentunya akan disesuaikan dengan kuota yang telah ditetaplan pemerintah.
"Guna memastikan kesiapannya, kami pastikan keandalan sarfas BBM dan LPG, ketercukupan SDM termasuk Awak Mobil Tanki (AMT) dan semua Mobil Tanki (MT) serta infrastruktur dalam kondisi maksimum", ujar Umar dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/10).
Lebih lanjut, dia memaparkan bahwa di bulan September 2020, tercatat konsumsi BBM non subisdi jenis Gasoline (Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo) sekitar 140.000 kiloliter, atau turun sekitar 6% dari rata-rata konsumsi sebelum Covid-19 (Jan-Feb) yaitu di kisaran 150.000 kiloliter. Untuk konsumsi BBM non subsidi jenis Gasoil (Dex, Dexlite) pada September 2020 sebesar 4.495 kiloliter atau meningkat 17% dibandingkan dengan rata-rata konsumsi sebelum Covid-19 (Jan-Feb) yaitu sektia 3.850 kiloliter.
Hal yang sama terjadi dengan konsumsi LPG. Selama Covid-19 konsumsi LPG sektor rumah tangga di bulan September mengalami kenaikan, untuk LPG PSO 3 Kg yaitu naik sebesar 4% dari konsumsi normal sebelum Covid-19 (Jan-Feb), yaitu dari 43.000 metric ton menjadi 46.000 metric ton. Dan untuk LPG Non PSO di bulan September juga mengalami kenaikan sebesar 9% dibandingkan dengan rata-rata konsumsi sebelum Covid-19, yaitu dari 4.700 metric ton menjadi 5.100 metric ton.
Baca Juga: Jasa Marga batasi pengunjung Rest Area, penjualan BBM Pertamina bisa tergerus 50%
“Mulai bergeliatnya aktivitas perkantoran, UKM yang sempat terhenti akibat Pandemi Covid-19 masih menjadi alasan mulai naiknya konsumsi BBM dan naiknya konsumsi LPG PSO dan Non PSO sektor rumah tangga," sambung Umar.
Menurutnya, kondisi tersebut sudah diantisipasi oleh Pertamina. Oleh sebab itu, saat ini Pertamina juga telah menyiapkan proyeksi penyaluran fakultatif terutama di lokasi-lokasi yang menjadi tujuan mudik dan tujuan wisata untuk disalurkan menjelang libur nasional dan cuti bersama Maulid Nabi Muhammad SAW.
"Kami prediksi kebutuhan dapur masyarakat akan meningkat. Untuk BBM, saat ini belum ada rencana penambahan stok, namun hal ini akan kami sesuaikan dengan kondisi dilapangan,” imbuh Umar.
Dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19 yang belum berakhir, Pertamina tetap memberlakukan sejumlah protokol kesehatan baik di lingkungan operasional maupun terhadap sejumlah fasilitas operasional di SPBU.
Baca Juga: Pertamina tak serap crude, Banyu Urip hadapi potensi pengurangan produksi
Pertamina menghimbau kepada seluruh pelanggan untuk bertransaksi secara cashless atau non tunai melalui aplikasi MyPertamina yang dapat diunduh melalui apple store atau google playstore.
"Dengan transaksi secara non tunai, kita tidak perlu repot menyiapkan uang kertas atau logam yang berpotensi menambah kemungkinan penyebaran Covid-19. Dengan transaksi cashless melalui aplikasi MyPertamina, konsumen juga berkesempatan memperoleh berbagai program promo", tutup Umar.
Selanjutnya: Konsumsi BBM subsidi dibatasi agar tak ada penyelewengan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News