kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina Perkuat ESG Melalui Perlindungan Keanekaragaman Hayati


Selasa, 02 April 2024 / 12:43 WIB
Pertamina Perkuat ESG Melalui Perlindungan Keanekaragaman Hayati
ILUSTRASI. Kontan - PT Pertamina (Persero) Kilas Online


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - Menyadari pentingnya biodiversitas bagi kelangsungan bumi, PT Pertamina (Persero) berkomitmen melakukan upaya konservasi dan rehabilitasi flora fauna endemik Indonesia.. Matahari belum lama menampakkan diri di Pantai Kali Ratu, Jogosimo, Kebumen, Jawa Tengah. Namun, pada pagi itu area pantai telah diramaikan puluhan orang yang membawa keranjang bambu berisi tukik.

Ratusan tukik atau anak penyu tersebut kemudian dilepaskan di pantai. Dengan segera mereka bergerak ke laut. Ada yang berjalan dengan cepat lalu masuk ke air, ada pula yang bergerak lebih lambat, berhenti lalu menoleh ke kiri dan kanan, kemudian lanjut berjalan lagi sampai akhirnya masuk ke laut.

Pelepasliaran 200 tukik yang dilakukan di Pantai Kali Ratu, Kebumen, pada 19 Juni 2023 itu menjadi salah satu kegiatan dari komitmen PT Pertamina (Persero) dalam perlindungan keanekaragaman hayati dan pelestarian lingkungan hidup.

“Penyu daerah sini adalah langka dan harus kita lindungi, sehingga nanti ekosistem lautan ini juga bisa kembali pulih,” tutur Fajriyah Usman, VP CSR & SMEPP Management Pertamina pada kesempatan tersebut.

Perlindungan keanekaragaman hayati merupakan salah satu dari fokus keberlanjutan Pertamina dalam implementasi ESG (Environment, Social, and Governance). Sebelum kegiatan operasional dilaksanakan, Perseroan melakukan identifikasi keberadaan spesies endemik maupun spesies dilindungi, serta melakukan pemindahan spesies ke kawasan konservasi yang sudah disiapkan, atau kawasan lain yang tidak terdampak kegiatan operasi.

Hingga tahun 2023, Pertamina memiliki 9 area operasional yang bersilangan dengan daerah konservasi keanekaragaman hayati, dan 3 area operasional yang berdekatan dengan wilayah konservasi. Sebagai contoh, dari wilayah kerja Blok Offshore North West Java (ONJW) yang luas totalnya mencapai 8.300 km2 dan terbentang dari Kepulauan Seribu hingga Cirebon Utara, seluas 324 km2 berada di kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu. Begitu pula dengan wilayah kerja Pertamina EP (PEP) Field Donggi Matindok yang berbatasan dengan Taman Keanekaragaman Hayati Kokolomboi, Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah.

Untuk menjaga keanekaragaman hayati atau biodiversitas, Perseroan memastikan Perseroan memastikan bahwa lokasi operasional yang bersinggungan dengan wilayah konservasi telah dilengkapi dengan dokumen perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Selain itu, Pertamina juga menerapkan skenario hierarki mitigasi yaitu avoid, minimize, restore, dan offset. Kegiatan yang mengancam keberlangsungan biodiversitas akan dihindari (avoid), kegiatan operasional dilakukan dengan meminimalkan dampak negatif bagi biodiversitas (minimize), kawasan yang terdampak dipulihkan atau dikembalikan fungsinya (restore), dan jika ada sisa dampak yang tidak dapat dihindari akan dilakukan pengalihan dampak (offset).

Seluruh tahapan kegiatan dijalankan dengan melibatkan pihak-pihak berwenang, termasuk Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) maupun Dinas Lingkungan Hidup setempat, dan disertai pelaporan berkala. Adapun program konservasi keanekaragaman hayati yang dilakukan Perseroan yaitu pada spesies endemik dan dilindungi, berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi, serta Daftar Merah IUCN (International Union for Conservation of Nature).

Program Keanekaragaman Hayati ditujukan untuk melestarikan kekayaan flora dan fauna endemik asli Indonesia, terutama flora dan fauna yang dilindungi. Dalam program ini, Pertamina merancang 317 program keanekaragaman hayati yang menargetkan lebih dari 800.000 Fauna dan 6.020.314 Flora di seluruh Indonesia.

Konservasi Flora

Dalam upaya perlindungan dan pelestarian flora, Perseroan memfokuskan implementasi pada program Hutan Pertamina, yaitu konservasi dan reforestasi hutan dengan penanaman pohon mangrove dan pohon daratan. Dengan menjaga kelestarian hutan, emisi gas rumah kaca (GRK) dapat dikurangi secara signifikan. Bahkan hutan mangrove diyakini memiliki kapasitas penyerapan karbon tiga sampai lima kali lebih baik dibandingkan hutan tropis.

Saat ini total terdapat 275 program Hutan Pertamina dengan penanaman lebih dari enam juta pohon. Program Hutan Pertamina berpotensi mereduksi emisi karbon sebesar 120 ribu ton CO2eq/tahun, meningkatkan ekonomi kelompok sebesar Rp2,8 miliar per tahun, juga memberdayakan 29.000 kepala keluarga dalam memenuhi dan mengelola kebutuhan dasar pangan mereka.

Salah satu implementasi program Hutan Pertamina adalah Hutan Pertamina-UGM di Blora, Jawa Tengah, dan Ngawi, Jawa Timur, yang menempati lahan hampir seluas 11.000 hektare. Program Hutan Pertamina-UGM di Blora dan Ngawi menargetkan menanam sekitar 270 ribu tanaman hutan meliputi tanaman kepuh, jati, kayu putih dan berbagai jenis tanaman buah-buahan. Selain target penyerapan karbon, program ini juga bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan.

“Keseriusan Pertamina dalam pelestarian budidaya hutan diyakini akan menjadi terobosan demi kelayakan dan keberlangsungan ekosistem,” ujar M. Erry Sugiharto, Direktur SDM Pertamina saat meresmikan Hutan Pertamina-UGM di Kampus Lapangan Getas, Blora, Jawa Tengah, pada 18 September 2022 lalu.

Sementara itu hingga tahun 2022, Pertamina telah menanam sekitar 1 juta mangrove di wilayah pesisir. Program ini dilakukan di sekitar wilayah operasi Pertamina dan anak perusahaan. Mangrove atau tanaman bakau mampu memberikan manfaat yang besar, antara lain memulihkan dan melindungi kawasan pantai dari abrasi dan intrusi air laut, sebagai habitat beragam hewan laut dan hewan lainnya, menjadi sumber produk kuliner dan kerajinan serta sebagai kawasan studi dan migrasi satwa.

Salah satu inisiatif Pertamina dalam konservasi dan rehabilitasi mangrove di kawasan pesisir adalah mengenalkan teknologi Triangle Mangrove Barrier (Trimba) kepada masyarakat setempat, seperti yang dilakukan di pesisir Desa Pangkalan Jambi, Bukit Batu, Bengkalis, Riau. Trimba merupakan modifikasi alat pemecah ombak untuk menyiapkan lahan sebelum ditanami pohon mangrove, agar tidak mudah tergerus oleh ombak dari pantai.

Sebelumnya, wilayah pantai Desa Pangkalan Jambi mengalami abrasi yang cukup parah. Permasalahan yang muncul sejak tahun 2004 tersebut mengakibatkan 115 m wilayah desa tergerus air laut sehingga pemukiman warga terpaksa dipindah. Teknologi Trimba yang dihadirkan Pertamina mendukung upaya penanaman mangrove yang telah dilakukan warga desa untuk mencegah perluasan dampak abrasi.

Selain fokus pada pemasangan Trimba, Pertamina juga mengembangkan beberapa program lainnya, seperti mangrove education center sebagai platform pembelajaran ekosistem pesisir mangrove serta pengembangan rumah produksi olahan dan kantin wisata.

Penanaman mangrove sebagai upaya pelestarian biodiversitas dan antisipasi perubahan iklim juga terus dilanjutkan pada tahun 2023. Salah satunya yang dilakukan PT Kilang Pertamina Internasional Project Balongan dengan menanam 55 ribu mangrove di sekitar Pantai Tiris, Desa Pabean Ilir, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada 3 September 2023.

Luas wilayah yang akan ditanami mangrove oleh Project Balongan direncanakan mencapai 15 hektare. Saat ini, telah dilakukan penanaman seluas 5 hektare dengan memberdayakan Kelompok Tani Rapi Jaya Putra Desa Pabean Ilir, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu. Penanaman mangrove tersebut berpotensi dapat menyerap karbon 2.000-3.000 ton CO2eq pada tahun ke-15 hingga mencapai jumlah optimal 4.000-6.000 ton CO2eq pada tahun ke-30 untuk penanaman di area seluas 5 hektare.

Konservasi Fauna

Seiring dengan perlindungan dan pelestarian flora, Pertamina mengimplementasikan 50 program konservasi fauna dalam perlindungan keanekaragaman hayati. Beberapa program konservasi hewan langka dan terancam punah antara lain konservasi penyu, owa jawa, gajah, bekantan, ikan belida, hingga pesut.

Di antara berbagai program konservasi hewan yang terancam punah, salah satunya dilakukan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di wilayah kerja (WK) Rokan, Provinsi Riau. Daerah di sekitar WK Rokan merupakan tempat hidup kawanan gajah.

Degradasi lahan dan konflik yang kerap terjadi antara gajah dengan manusia mendorong PHR WK Rokan menginisiasi program konservasi gajah dan pertanian argoforestri. Program tersebut bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dan Rimba Satwa Foundation (RSF).

Sebagai langkah awal, PHR bersama para mitra melakukan pemulihan habitat gajah, pengayaan pakan, serta pemasangan GPS pada sekitar 65 gajah liar yang ada di kawasan hutan.

“Dengan GPS kita bisa memberikan peringatan dini kepada masyarakat sekitar bahwa ada gajah yang mau masuk (pemukiman) sehingga potensi konflik dapat dimitigasi sejak awal,” beber Manager CSR PHR, Pinto Budi Bowo Laksono.

Selain itu, pencegahan konflik juga diupayakan melalui sistem pertanian argoforestri. Di wilayah-wilayah perlintasan kawanan gajah akan ditanami tanaman yang bernilai ekonomi tinggi, namun tidak disukai gajah. Contohnya petai, jengkol, alpukat, gaharu, dan sebagainya.

Inisiatif Pertamina dalam melindungi dan melestarikan satwa yang terancam punah juga diimplementasikan melalui Program Konservasi Endemik (KOMIK) Pesut Mahakam di Desa Pela, Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara. Program ini dijalankan bersama Program Pengembangan Desa Wisata Pela, untuk mewujudkan aspek ESG Pertamina serta berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Tujuan 14 (Ekosistem Laut) dan Tujuan 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi).

Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) mendirikan museum nelayan untuk pusat edukasi wisatawan, memasang papan informasi di area konservasi, serta memastikan perahu wisatawan tidak mengganggu keberadaan Pesut Mahakam. Desa Pela juga menerbitkan Peraturan Desa (Perdes) Nomor 2 tahun 2018 tentang Larangan Alat Tangkap Ikan Kurang Ramah Lingkungan.

Upaya perlindungan juga dihadirkan lewat inovasi “pinger akustik” yang dipasang di jaring nelayan. Alat ini berupa perangkat elektronik kecil yang mengeluarkan suara ultrasonik agar pesut tidak mendekat ke jaring nelayan.

“Kami mengapresiasi dukungan pemerintah dan kesadaran masyarakat dalam upaya pelestarian pesut ini. Pesut Mahakam merupakan salah satu satwa langka di Indonesia, sementara pesut memiliki peran penting dalam keseimbangan ekosistem perairan. Melalui upaya pelestarian ini, kami berupaya menjaga keberlanjutan lingkungan serta keragaman fauna nasional,” ungkap VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso.

Pada 2022, Pertamina berhasil mengkonservasi 6 jenis spesies kritis atau sangat terancam punah, 17 spesies terancam punah, 20 spesies rentan punah, 9 spesies hampir terancam punah, dan 84 spesies risiko rendah punah. Hingga tahun 2023, Perseroan telah melaksanakan 261 jenis konservasi fauna dengan lebih dari 800.000 ekor fauna yang dikonservasi.

Aktif Padamkan Kebakaran Hutan

Komitmen Pertamina dalam menjaga lingkungan dan konservasi keanekaragaman hayati juga ditunjukkan dengan aktif terjun langsung menangani sejumlah bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Misalnya menyikapi kondisi musim kemarau yang berkepanjangan dan terjadinya kebakaran lahan di beberapa wilayah Sumatera Selatan di pengujung 2023, Pertamina Group berkolaborasi dengan sejumlah pihak mengerahkan 206 personil fireman tersertifikasi serta peralatan pendukung penanggulangan bencana.

“Sumatera Selatan menjadi salah satu daerah yang terpantau memiliki asap moderat hingga pekat. Oleh karena itu, kami dengan cepat dan tanggap membantu penanganan karhutla di 44 titik  kebakaran, agar tidak menyebar dan menyebabkan dampak lebih lanjut,” ujar VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso.

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) Area Kamojang juga terjun langsung membantu pemadaman kebakaran di Gunung Papandayan yang terjadi pada Oktober 2023. PGE mengerahkan 1 unit fire truck, 1 unit fire jeep dan 10 tim petugas pemadam kebakaran terlatih ke lokasi kebakaran.

Tim PGE bergabung dengan tim gabungan yang dikoordinasikan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Jawa Barat. PGE juga menyumbang total 740 paket logistik untuk mendukung tim gabungan dan para relawan yang terjun dalam kegiatan pemadaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×